Jumat 07 Feb 2020 22:12 WIB

Kemendagri Undang 9 Universitas Bahas Evaluasi Pilkada

Disepakati untuk mengusulkan riset desain evaluasi bersifat akademis tentang Pilkada

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  - Kemendagri mengundang secara khusus perwakilan dari sembilan universitas dalam rangka evaluasi efektivitas sistem Pilkada langsung di Indonesia. Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengatakan pertemuan dengan pihak universitas tersebut merupakan inisiatifnya.

Dalam pertemuan hadir perwakilan universitas, dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Andalas, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Padjadjaran, Universitas Lambung Mangkurat, dan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

"Sejak 2004 hingga 2018, di samping menghasilkan aspek positif, Pilkada langsung juga menyimpan berbagai ekses sebaliknya, di antaranya konflik sosial berbasis identitas, keterbelahan masyarakat dalam dua kubu yang bertentangan yang memicu kerawanan sosial serta 'high cost' atau berbiaya sangat tinggi," kata Mendagri, Jumat (7/2

Kemudian soal biaya tinggi Pilkada secara langsung menurut dia, telah berpengaruh pada kualitas tata kelola kepemimpinan di daerah. Menurut Tito, jika ekses negatif Pilkada ini dibiarkan terus-menerus dalam demokrasi di Indonesia maka akan timbul benih-benih konflik sosial di masyarakat.

"Oleh karena itu, memang sudah sepatutnya perlu diadakan evaluasi terhadap efektivitas dari sistem Pilkada langsung. Namun, kami ingin evaluasi itu dilakukan secara akademis oleh pihak independen eksternal, yakni universitas," kata Tito.

Para perwakilan universitas menyambut positif dan menghargai inisiatif pertemuan dari Mendagri ini.

“Ini adalah kesempatan pertama kami bertemu dengan Mendagri setelah polemik ramai rencana Mendagri mengubah Pilkada langsung,” ujar Wawan Mas'udi dari Departemen Politik dan Pemerintahan UGM Yogyakarta.

Menurut Wawan, ada kekeliruan di masyarakat selama ini bahwa seolah Mendagri ingin mengembalikan sistem Pilkada menjadi tidak langsung.

"Ternyata tujuan Mendagri adalah evaluasi bersifat komprehensif tentang Pilkada langsung di Indonesia guna mereduksi ekses negatif Pilkada serta menyesuaikan dengan kondisi perkembangan masyarakat,” ungkap Wawan.

Pertemuan ini berlangsung selama sekitar 2,5 jam, sebagai tindak lanjut pertemuan itu, pihak universitas akhirnya sepakat untuk mengusulkan riset desain evaluasi bersifat akademis tentang Pilkada langsung ke Kemendagri dalam rangka evaluasi komprehensif Pilkada.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement