REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menilai kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Cigorowong di Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, sudah tidak layak. Keberadaan dua ruang kelas yang ditopang tiang bambu dinilai berpotensi roboh, apalagi saat ini telah memasuki musim hujan.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan langsung ke lokasi sekolah. Berdasarkan pantauan di lapangan, sekolah itu sudah seharusnya direhabilitasi.
"Karena memang kerusakan itu sudah lama," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (6/2) sore.
Ia menjelaskan, kedatangan BPBD ke sekolah itu menerima laporan kejadian bencana pohon tumbang pada Senin (3/2) sore. Pohon itu menimpa atap dua ruang kelas di SDN 3 Cigorowong. Akibat kejadian itu, atap dua ruang kelas itu ambruk sebagian.
Nuraedidin mengaku sudah menginstruksikan kepada pihak desa dan kecamatan untuk melakukan penebangan pohon di sekitar sekolah itu. Sebab, terdapat beberapa pohon yang berpotensi tumbang dan dapat membahayakan SDN 3 Cigorowong.
Sementara adanya dua kelas yang ditopang tiang bambu, lanjut dia, bukan dikarenakan kejadian bencana. "Memang kerusakan itu sudah lama dan harus rehab total. Kita sudah memberikan rekomendasi dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk segera mengambil tindakan, agar sekolah itu bisa diprioritaskan untuk mendapat rehab," kata dia.
Ihwal proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah, Nuraedidin mengaku telah mengimbau kepada guru dan warga sekitar untuk fokus menjaga keselamatan anak-anak. Karena itu, ia meminta pihak sekolah untuk mencari ruanv belajar lain yang representatif, seperti madrasah.
"Kita juga usahakan untuk meminjam tenda darurat dengan NGO Save the Children, karena sarana kita terbatas. Mudah-mudahan dapat direalisasi," kata dia.
Sebanyak empat ruang kelas di SDN 3 Cigorowong, Kampung Sukamaju, Desa Sukamukti, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, mengalami kerusakan. Dua ruang kelas di antaranya, yaitu kelas II dan kelas III mesti ditopang tiang-tiang bambu sejak dua bulan lalu agar tidak roboh. Sementara dua ruang kelas lainnya, yaitu kelas I dan kelas IV, ambruk pada bagian atap karena tertimpa pohon tumbang pada Senin (3/2).