REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat korban bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak membutuhkan pembangunan jembatan gantung. Hal ini untuk menopang ekonomi di daerah itu.
"Kamiberharap ada relawan maupun dermawan yang membangun jembatan gantung itu," kata Sukur, seorang Kepala Dusun Kampung Somang Desa Sukarame Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak, Senin (3/2).
Pembangunan jembatan gantung usai bencana banjir bandang dan longsor sangat didambakan masyarakat guna menopang ekonomi. Saat ini, alat transportasi penyeberangan menggunakan perahu karet dengan penumpang relatif terbatas.
Penyeberangan perahu karet tentu mengundang risiko kecelakaan karena tidak dilengkapi alat pengamanan. "Kami minta jembatan gantung itu direalisasikan, sehingga warga merasa aman dan nyaman dibandingkan perahu karet," ujarnya.
Menurut dia, panjang jembatan gantung sekitar 500 meter tersebut dilintasi hingga ribuan warga yang menghubungkan antardesa di Kecamatan Sajira. Satu-satunya sarana penghubung saat ini menggunakan jembatan gantung yang berlokasi di Kampung Somang.
Sebelumnya, kata dia, warga membangun jembatan gantung secara gotong royong dengan menggunakan bambu. Namun, pekan lalu jembatan tersebut hanyut kembali diterjang banjir luapan Sungai Ciberang.
"Kamikhawatir jika jembatan gantung itu tidak dibangun maka akan berdampak terhadap ekonomi warga setempat," katanya.
Sumanta, warga setempat mengaku bahwa dirinya merasa khawatir menyeberang menggunakan perahu karet khawatir bila terjadi kecelakaan. Sebab, luapan Sungai Ciberang cukup deras, terlebih curah hujan cenderung meningkat.
"Kami setiap hari menyeberangkan anak ke sekolah sangat ketakutan jika luapan sungai deras, karena tidak dilengkapi alat pengaman," katanya.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia mengatakan bahwa wilayah yang tergenang proyek Waduk Karian tidak boleh dibangun kembali, termasuk jembatan gantung. Pemerintah daerah bekerja keras agar warga yang tergenang Waduk Karian segera menerima pencairan ganti rugi lahan. Apabila, mereka menerima ganti rugi pembebasan lahan maka mencari lahan di tempat yang aman dari ancaman bencana banjir, ujarnya.
"Kami berharap pemerintah pusat secepatnya mencair ganti rugi lahan yang terkena proyek Karian sebanyak enam desa itu," katanya.