REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswi Indonesia di Chongqing University, Wuhan, Hilya Milla, menyatakan pihaknya telah diminta untuk bersiap dievakuasi ke Indonesia. Namun demikian, pihaknya mengaku belum ada koordinasi lebih lanjut terkait pemulangan tersebut.
“Sampai saat ini kami masih di Wuhan, masih menunggu kabar selanjutnya,” ujar dia ketika dikonfirmasi Republika via sambungan telepon, Sabtu (1/2).
Hilya melanjutkan, dia Bersama WNI lainnya yang berada di sana juga sudah diminta untuk mengepak barang dan bersiap untuk evakuasi. Akan tetapi, ia tak mengetahui langkah selanjutnya, baik itu cara evakuasi ataupun karantina yang akan dilakukan.
“Kabar evakuasi memang sudah ada, tapi kami belum tahu setiap langkah yang harus dilalui ke depannya,” ujar mahasiswi S3 itu.
Meski evakuasi akan dijalankan oleh WNI, Hilya menegaskan bahwa kondisi di Wuhan saat ini sudah lebih kondusif. Bahkan, kebutuhan pokok juga selalu bertambah dan tak pernah kekurangan.
“Untuk makanan dan lainnya kami ada. Di sini juga sudah kondusif,” ungkap dia.
Ketika ditanya persiapan yang dilakukan sebelum evakuasi, ia mengatakan packing biasa sudah dilakukan. Sebab, menurut dia informasi yang diterima hanya sebatas itu.
Hilya juga tak menampik bahwa pihaknya tak mengikuti perkembangan berita yang ada di Indonesia. Kendati demikian, ia menyerahkan semua proses pada pihak terkait. “Kalau teknis kami tidak tahu,” ucapnya.
Berdasarkan informasi, banyak 245 WNI dari Wuhan akan transit di bandara Hang Nadim Batam, Kepri, untuk melanjutkan perjalanan ke Bandara Raden Sadjad Ranai Natuna, hingga akhirnya mereka akan melakukan proses karantina di Natuna selama 14 hari.
Selain dari 245 WNI yang dievakuasi, lima orang tim Indonesia pendahulu dari pemerintah Indonesia juga akan ikut dalam proses evakuasi itu. Lebih lanjut, tim evakuasi diketahui berjumlah 42 yang terdiri dari gabungan Kemenlu, Kemenkes, TNI dan Kru pesawat Batik.
Lebih jauh, pesawat yang akan digunakan untuk evakuasi juga digadang-gadang sudah dioptimalkan oleh pihak Lion Air. Rencananya, Pesawat A-330 Batik Air yang digunakan akan diganti terlebih dahulu di Bandara Hang Nadim Batam.