REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengungkapkan, korban meninggal dunia akibat banjir yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara bertambah enam orang. Sementara itu, tiga orang lainnya masih dalam pencarian.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Tengah melaporkan korban banjir yang terjadi sejak Rabu pukul 01.00 WIB akibat luapan Sungai Aek Sirahar menjadi enam orang meninggal dan tiga orang masih dalam pencarian," kata Agus melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Bencana banjir yang dipicu oleh intensitas hujan tinggi merendam tujuh desa/kelurahan di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, Rabu (29/1).
Agus mengatakan, banjir dengan ketinggian dua meter hingga 2,5 meter merendam empat kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Atas bencana tersebut, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah telah menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari sejak Rabu.
BPBD Kabupaten Tapanuli Tengah telah berkoordinasi dengan dinas terkait dan TNI/Polri untuk melakukan evakuasi warga terdampak banjir. Pendataan kerugian material yang timbul juga dilakukan.
"Tim gabungan juga mendirikan posko pengungsian, dapur umum, fasilitas kesehatan, dan terus mencari warga yang diduga hanyut," katanya.