Rabu 29 Jan 2020 20:02 WIB

Pemerintah Didesak Segera Evakuasi WNI dari Wuhan

Pemerintah diimbau segera menyiapkan penanganan intensif di dalam negeri

Pasien terjangkit virus corona di Wuhan
Foto: AP
Pasien terjangkit virus corona di Wuhan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Wabah virus Corona hingga Rabu (29/1) ini menyebabkan sebanyak 5.578 orang terjangkit penyakit ini di seluruh dunia, 131 orang meninggal dunia, dan 107 orang berhasil sembuh. Terkait hal itu, Anggota Komisi 1 DPR RI Sukamta meminta Pemerintah untuk segera melakukan evakuasi 234 warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada di Wuhan atau Provinsi Hubei.

“Perlu segera evakuasi jika melihat data yang terjangkit dan juga korban jiwa terus meningkat setiap hari. Langkah paling logis untuk memastikan WNI aman adalah dengan dikeluarkan dari wilayah isolasi. Kami dengar Kemenlu sedang menjajagi upaya ini, kami harapkan bisa berhasil dan ditindaklanjuti dengan penerjunan tim khusus dari Indonesia untuk menjemput WNI,” kata Sukamta dalam siaran persnya, Rabu.

Lebih lanjut Wakil Ketua Fraksi PKS Bidang Polhukam ini meminta pemerintah segera menyiapkan penanganan intensif di dalam negeri sebagai langkah antisipasi jika ada yang terinfeksi virus tersebut sehingga tidak menular kemana-mana. 

“Langkah antisipatif harus secara ketat dilakukan mengingat virus sudah menyebar di 16 negara di luar Cina. Pemerintah dalam hal ini perlu segera mengambil kebijakan untuk membekukan visa warga negara Cina dan warga negara lain yang pernah singgah di Tiongkok yang akan masuk ke Indonesia atau dengan kebijakan mencabut sementara fasilitas bebas visa untuk turis Cina,” kata anggota DPR dari Fraksi PKS tersebut.

Sukamta meyakini pihak Pemerintah China akan memaklumi kebijakan yang ditempuh Pemerintah RI dalam mengantisipasi penyebaran virus Corona.  “Menjaga keamanan dan keselamatan WNI adalah prioritas utama. Pemerintah tidak perlu ragu untuk segera menerapkan kebijakan yang ketat soal ini," kata Anggota DPR RI asal Yogyakarta tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement