REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polisi melakukan proses autopsi jenazah siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan meninggal dunia di gorong-gorong depan sekolahnya. Kendati demikian, penyebab meninggalnya korban berinisial DS (13 tahun) itu belum bisa dipastikan.
Dokter spesialis forensik Polda Jawa Barat, dr Fahmi Arief Hakim mengatakan, pihaknya telah melakukan autopsi pada jenazah untuk memeriksa bagian luar dan dalam tubuh korban. Berdasarkan hasil itu, korban diperkirakan telah meninggal dua atau tiga hari sebelumnya.
"Jenazah sudah dalam keadaan membusuk," kata dia usai melakukan autopsi di RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Selasa (28/1).
Fahmi menambahkan, secara garis besar pihaknya telah menerapkan semua standar pemeriksaan kepada jenazah korban. Dikarenakan kondisi jenazah sudah tidak baik, untuk menentukan adanya luka sangat sulit. Untuk memastikan ada atau tidaknya tindak kekerasan, pihaknya harus mengonfirmasi kembali melalui pemeriksaan mikroskopik.
Ia menilai, terjadinya proses pembusukan pada jenazah korban sangat menyulitkan untuk melakukan pemeriksaan. "Bukan karena tidak tampak luka, mungkin ada tapi hilang karena proses pembusukan," kata dia.
Ia mengatakan, setelah proses autopsi, pihaknya akan melakukan proses laboratorium, yang hasilnya baru akan diketahui minimal 14 hari kerja. Ia berharap, hasil pemeriksaan dapat cepat diketahui.
"Kita akan memberikan hasil sebaiknya," kata dia.
Kapolres Tasikmalaya Kota, AKPB Anom Karibianto mengatakan, hasil autopsi itu masih akan diperiksa lebih lanjut oleh tim forensik. Untuk mengetahui hasilnya, harus menunggu 14-20 hari kemudian.
"Dari hasil autopsi ini, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Karena harus dianalisis lagi hasilnya," kata dia di RSUD dr Soekardjo, Selasa.