Senin 28 Jan 2019 05:01 WIB

Membaca Persaingan Ketua Umum PAN

Empat calon PAN akan bersaing menduduki posisi ketua umum.

Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Joko Sadewo*

Partai Amanat Nasional (PAN) akan segera menggelar kongres. Tentu saja kongres ini akan memegang peran penting bagi masa depan partai berlambang matahari ini.

Tidak hanya akan membahas masalah AD/ART partai, Kongres PAN memilih ketua umum yang akan menahkodai PAN, dalam mengarungi tantangan badai lima tahun mendatang. Seorang ketua umum yang diharapkan bisa membawa PAN ke puncak kejayaannya.

Dari wacana yang berkembang di media, ada empat nama yang diperkirakan akan bertanding di Kongres PAN. Yaitu incumbent Zulkifli Hasan, mantan ketua fraksi PAN DPR Mulfachri Harahap, anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad WIbowo, serta mantan menteri PAN RB Asman Abnur.

Melongok dari nama-nama ini, bisa disebut ada tiga calon yang berasal dari Sumatra, dan satu yang dari Jawa. Zulkifli Hasan merupakan politikus yang lahir di Lampung Selatan, dan Asman Abnur merupakan putra Minangkabau asal Pariaman. Sementara Mulfahri Harahap merupakan politikus yang lahir di Jakarta, namun menjadi anggota DPR 2014-2019 dari daerah pemilihan Sumatra Utara I.

Adapun satu calon lainnya Dradjad Wibowo merupakan politikus yang juga ekonom, yang berasal dari Surabaya. Ia pernah menjadi anggota DPR periode 2004-2009, namun ia menolak dicalonkan lagi menjadi caleg pada periode 2009-2014.

Dalam sejarah perjalanannya, PAN dalam dua periode terakhir  telah dipimpin oleh kader yang berasal dari Sumatra.  Hatta Rajasa (2009-2014) dan Zulkifli Hasan (2014-2019). Namun sebelumnya PAN dipimpin kader yang berasal dari Jawa, yaitu Amien Rais dan Soetrisno Bachir (2004-2009).

Dengan demikian persaingan kader menuju PAN-1 akan kembali terjadi antara kader dari Jawa dengan Sumatra. Kita akan melihat apakah kepemimpinan PAN akan kembali ke kader dari Jawa atau beruntun tigakali dipegang kader dari Sumatra.

Selama ini Ketua Dewan Kehormatan (Wanhor) PAN, Amien Rais selalu memegang peran penting dalam suksesi PAN. Amien seolah ingin ketua umum PAN hanya satu periode saja. Ini terlihat jelas ketika Amien all out mendukung Zulkifli Hasan saat bersaing dengan Hatta Rajasa di Kongres PAN di Bali. Saat itu Hatta adalah incumbent.

Padahal sebelumnya Amien Rais adalah diisukan pula yang meminta Dradjad Wibowo mengundurkan diri sebagai calon. Ini dilakukan Amien untuk memuluskan Hatta Rajasa menjadi ketua umum PAN di Kongres PAN Batam.

Dari perjalanan dukungan Amien Rais ke para calon ketua umum PAN, pertanyaannya apakah Amien Rais yang menjadi pemegang kunci kemenangan calon?. Selama ini memang terbukti calon yang didukung Amien memenangi kontestasi. Tapi kemenangannya juga berlangsung dengan persaingan sengit.

Merunut sejarah kemenangan Hatta (yang saat itu didukung Amien Rais) di Kongres PAN Batam, kemenangan Hatta tidak berjalan mudah. Dukungan yang diberikan kader PAN terhadap Dradjad Wibowo juga sangat kuat. Mungkin hanya karena kebesaran hati Dradjad saja, yang membuat PAN tidak terpecah. Dradjad memilih mengundurkan diri, dan Hatta akhirnya terpilih secara aklamasi.

Begitu juga saat Kongres PAN di Bali. Dukungan Amien juga tidak memuluskan begitu saja Zulkifli Hasan menjadi ketua umum.  Voting ketua umum berlangsung dengan sangat ketat. Perolehan suara Zulkifli Hasan hanya unggul enam suara dari Hatta Rajasa, yang menjadi pesaingnya.

Dari catatan-catatan itu, sepertinya persaingan calon ketua umum PAN pada kongres kali ini juga akan berjalan sengit. Peta dukungan terhadap calon masih sangat berimbang. Dukungan kader PAN dari daerah-daerah yang gemuk suara pemilihnya, seperti Jawa Tengah/DIY, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur masih terbagi rata ke Zulkifli, Mulfachri, maupun Dradjad.

Memang dalam berbagai safarinya, Mulfachri maupun Zulkifli Hasan banyak dihadiri DPD/DPW PAN. Tapi harus diingat, kehadiran mereka juga tidak lepas dari posisi Amien yang disebut mendukung Mulfachri, dan posisi Zulkifli Hasan yang merupakan ketua umum PAN. Mereka tentu merasa tidak enak atau bahkan takut jika tidak menghadiri undangan safari dari ketum ataupun Wanhor PAN.

Tapi gerakan bawah tanah yang dilakukan Dradjad maupun Asman Abnur juga tidak bisa diremehkan. Ini sudah dibuktikan Dradjad ketika sukses menggalang dukungan di Kongres PAN Batam. Meskipun pada ujungnya, dia memilih mengundurkan diri.

Masa depan Hanafi Rais

Terjun ke dunia politik ternyata juga menjadi pilihan putra Amien Rais, yaitu Hanafi Rais. Pada kongres ini Hanafi bahkan digadang menjadi sekjen jika Mulfachri menang.

Tentu ada harapan kelak Hanafi Rais akan bisa memegang tongkat kepemimpinan PAN usai kepemimpinan periode ini. Tentu ada harapan agar ketum PAN terpilih di periode ini, akan memberikan ruang atau bahkan memuluskan tongkat kepemimpinan ke Hanafi di periode berikutnya.

Pertanyaannya, apakah hal itu akan dilakukan oleh para calon ketua umum yang sekarang maju?. Atau bahkan yang didukung Amien Rais?.

Jawabannya tentu silakan melihat sejarah konsisten dan persaingan politik di internal PAN. Ketika Zulkifli Hasan terpilih menjadi ketua umum, posisi ketua fraksi PAN pun diberikan ke Mulfachri. Dan sahabat dekat Zulkifli Hasan ini menjadi satu-satunya ketua fraksi yang menjabat selama lima tahun, karena biasanya setiap setengah periode ketua fraksi PAN di DPR selalu ada pergantian. Dan saat ini Mulfachri justru sudah bersiap melawan Zulkifli Hasan.

*) penulis adalah jurnalis republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement