Sabtu 25 Jan 2020 15:57 WIB

Satu Warga Sleman Meninggal Akibat Leptospirosis

Dinkes Sleman menerima laporan tiga kasus pasien leptospirosis awal tahun ini

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Leptospirosis. Dinkes Sleman menerima laporan tiga kasus pasien leptospirosis awal tahun ini. Ilustrasi.
Foto: wikipedia.org
Leptospirosis. Dinkes Sleman menerima laporan tiga kasus pasien leptospirosis awal tahun ini. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta menerima laporan tiga kasus pasien terjangkit penyakit leptospirosis pada awal tahun ini. Satu pasien leptospirosis meninggal dunia.

"Satu orang yang meninggal dunia ditangani Puskesmas Depok 2. Sedangkan kondisi dua pasien lain sudah berangsur membaik," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Novita Krisnaeni di Sleman, Sabtu.

Baca Juga

Menurut dia, saat ini Dinkes Sleman sedang melakukan audit kejelasan pasien yang meninggal. "Sedangkan dua orang pasien lain telah melewati masa kritis dan keadaannya membaik," katanya.

Ia mengatakan warga yang meninggal dunia diduga akibat leptospirosis kesehariannya merupakan pedagang di salah satu pasar tradisional di Kecamatan Depok. Ini menjadi peringatan bagi masyarakat bahwa leptospirosis tidak hanya rentan menyerang petani yang sering beraktivitas di sawah.

"Bakteri Leptospira interrogans yang ditularkan melalui air kencing tikus itu juga dapat dijumpai di tempat-tempat yang kotor baik di rumah, pasar, atau selokan," jelas Novita.

Novita mengatakan pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Misalnya membiasakan mencuci tangan dan kaki setelah beraktivitas di luar ruangan.

"Pada musim hujan, antisipasi penyakit ini perlu ditingkatkan mengingat peluang risikonya lebih tinggi karena banyak genangan. Bakteri penyebab leptospirosis biasanya masuk ke dalam tubuh manusia lewat luka. Tapi juga bisa melalui mukosa," paparnya.

Gejala umum yang dirasakan penderita penyakit ini adalah panas, mual, nyeri, dan muntah. Di samping itu ada pula gejala khas berupa nyeri pada bagian betis dan warna mata berubah menjadi kuning.

"Jika sudah parah, bisa mengakibatkan kerusakan ginjal. Pengobatan penyakit ini cukup menggunakan antibiotik yang tersedia di seluruh puskesmas," katanya. Menurutnya saat ini seluruh puskesmas di Sleman juga telah dilengkapi layanan rapid test yang dapat mendeteksi gejala leptospirosis sejak awal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement