Selasa 21 Jan 2020 11:27 WIB

Sleman Simulasi Ruang Rencana Kontijensi Erupsi di 7 Desa

Masyarakat dilatih kesiapsiagaan menghadapi erupsi Merapi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Asap putih terlihat keluar dari puncak Gunung Merapi terlihat di Tangkil, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2020).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Asap putih terlihat keluar dari puncak Gunung Merapi terlihat di Tangkil, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mengadakan simulasi ruang rencana kontijensi (renkon) erupsi Gunung Merapi. Hal itu menjadi usaha untuk memberi pemahaman penanganan darurat dan kesiapan menghadapi erupsi.

Simulasi dilaksanakan di tujuh desa yang masuk kawasan rawan bencana (KRB) III. Simulasi ruang ini dimulai dari Desa Hargobinangun pada 15 Januari 2020, kemudian dilanjutkan secara berturut-turut di desa-desa lain.

Baca Juga

Desa Glagaharjo pada 16 Januari, Desa Wonokerto pada 18 Januari, Desa Kepuharjo pada 19 Januari, Desa Umbulharjo pada 20 Januari, Desa Girikerto pada 21 Januari dan terakhir di Desa Purwobinangun pada 23 Januari 2020.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto mengatakan, metode yang digunakan dimulai presentasi dokumen renkon desa dan menelaah prosedur tetap (protap). Dilanjut pembagian kelompok atas sektor di struktur SKPDB.

"Dalam kegiatan ini, masing-masing kelompok menyampaikan rencana kerja berdasarkan skenario yang sudah ditentukan pada situasi darurat bencana eupsi Gunung Merapi terjadi," kata Joko, Senin (20/1).

Simulasi merupakan lanjutan dari rangkaian proses pemutakhiran Renkon Merapi yang sudah dimulai sejak Juni 2019 oleh Yayasan RedR Indonesia. Menggandeng BPBD Kabupaten Sleman dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (Forum PRB) DIY.

Dalam proses pemutakhiran Renkon Merapi, terdapat tiga tahapan proses dimulai tingkat desa melalui diskusi kelompok terarah. Proses itu telah menghasilkan dokumen renkon tujuh desa sasaran yang ada di KRB III Gunung Merapi.

"Selanjutnya, dilaksanakan sinkronisasi tingkat kabupaten melalui rangkaian lokakarya, sehingga data-data yang dikumpulkan tingkat desa tervalidasi dan dapat digunakan sebagai bahan penyusunan Renkon Kabupaten," ujar Joko.

Sedangkan tahap terakhir sosialisasi, simulasi, finalisasi dan diakhiri pengesahan oleh Bupati Sleman. Pemutakhiran Renkon Merapi Kabupaten Sleman mengacu kepada Pedoman Renkon 4.0, yang memiliki beberapa latar belakang.

Merespon perubahan karakter Merapi secara sosiologis dan geografis, merespon atas perubahan tingkat risiko ancaman Merapi ke depan, dan mengakomodir aspirasi-aspirasi, kebutuhan anak-anak dan kelompok-kelompok rentan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement