Selasa 21 Jan 2020 02:00 WIB

Cerita Penjaga Rumah Pompa Saat Banjir Jakarta

Penjaga rumah pompa berjasa agar perumahan tidak banjir ketika hujan.

Petugas memantau mesin pompa yang digunakan untuk menyedot air yang membanjiri kawasan Perumahan Ciledug Indah 1, Tangerang, Banten, Rabu (22/2).
Foto: Antara/Nunung Purnomo
Petugas memantau mesin pompa yang digunakan untuk menyedot air yang membanjiri kawasan Perumahan Ciledug Indah 1, Tangerang, Banten, Rabu (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada satu hal yang tidak bisa dilakukan petugas rumah pompa bernama Enang ketika hujan mulai mengguyur tanpa henti pada awal 2020. Apa itu? Jawabannya adalah tidur nyenyak. Dia harus dalam posisi terjaga.

"Tiap hujan, apalagi pas yang malam Tahun Baru itu, saya tidak bisa tidur, mengawasi pompa ini memastikan supaya jalan terus," kata penjaga rumah pompa di Muara Karang, Senin (20/1).

Baca Juga

Usaha Enang itu berhasil karena Blok 2 dan Blok 3 di Muara Karang, yang menggunakan pompa itu, tidak tergenang air ketika banyak daerah di Jakarta mengalami kebanjiran. Enang tidak sendiri karena tugas sebagai penjaga rumah pompa yang dibangun atas prakarsa warga itu diemban bersama ayahnya Yusuf, yang merupakan penjaga pertama fasilitas tersebut.

Enang dan Yusuf bekerja tanpa jam setiap harinya. Ketika mereka melihat air di gorong-gorong sedalam tiga meter mulai penuh, mereka langsung bergerak menuju panel listrik untuk menyalakan sepuluh pompa yang berada di sana.

Selain menyalakan pompa, mereka juga harus mengambil sampah yang berada di gorong-gorong tersebut agar tidak masuk ke dalam pompa dan mengangkut lumpur hitam yang menumpuk. Lumpur-lumpur itu kemudian dimasukkan ke dalam karung dan ditumpuk untuk menunggu kering.

Tumpukan itu kemudian akan diletakkan di daerah lain yang masih rawan banjir. Yang menjadi permasalahan adalah jika ada tali atau rambut yang masuk ke dalam pompa karena dapat membuat pompa bermasalah. Selain itu, jika pasang air laut menyebabkan banjir rob maka hanya 6 dari 10 pompa yang dapat digunakan.

Yusuf menjadi penjaga sejak 1997 saat rumah pompa itu pertama kali dibangun. Dia dan putranya harus bergantian bekerja saat libur Idul Fitri untuk menjaga rumah-rumah di Blok 2 dan Blok 3 Muara Karang tidak tergenang saat hujan.

"Ya, mau bagaimana lagi, ini kan tidak bisa ditinggal jadi kami bergantian saja pulang. Namanya juga tugas," ujar dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement