Ahad 19 Jan 2020 12:53 WIB

Polda: Dana Mendirikan Keraton Agung Sejagat dari Anggota

Dana yang dikumpulkan bervariasi, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 110 juta.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ratna Puspita
Warga memotret batu prasasti di sanggar cabang Keraton Agung Sejagat, Desa Brajan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2020).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Warga memotret batu prasasti di sanggar cabang Keraton Agung Sejagat, Desa Brajan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Jawa Tengah menyatakan sumber dana untuk mendirikan Keraton Agung Sejagat (KAS) di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah berasal dari uang para anggota. Iuran yang dikumpulkan dari para anggota itu bervariasi, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 110 juta. 

"Salah satu korban yang terpengaruh karena adanya kerajaan tersebut membuat kehidupan lebih makmur," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iskandar F. Sutisna saat dihubungi Republika dari Jakarta, Ahad (19/1).

Baca Juga

Ia mengatakan, para korban terpengaruh juga karena iming-iming akan mendapatkan anugerah dari Tuhan, mendapatkan jabatan dalam Keraton mulai dari maha patih, maha menteri, gubernur, lurah, punggawa dan sebagainya. Mereka juga dijanjikan akan dibuatkan seragam pasukan kerajaan.

Selain di Purworejo, Iskandar menambahkan KAS juga beroperasi di tiga kecamatan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. "Selebihnya, batu prasasti dan tempat pertemuannya ada di Kecamatan Prambanan, kabupaten Klaten," kata dia.

Sebelumnya, keberadaan "Keraton Agung Sejagat" di Purworejo, Jawa Tengah, telah membuat geger publik hingga berujung pada penetapan tersangka Totok Santosa dan Fanni Aminadia. Penangkapan tersebut didasari atas alasan bahwa mereka terbukti melakukan tindakan pidana berupa penipuan. Sejumlah barang bukti disita, termasuk dokumen yang diduga dipalsukan pelaku.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan mengatakan pihaknya telah lama mendeteksi keberadaan Keraton Agung Sejagat di Purworejo dan Sunda Empire di Kota Bandung, yang membuat geger publik. BIN menyerahkan proses penyelidikan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

"Itu kami sudah lama mendeteksinya, tetapi baru muncul (ramai)," ujarnya kepada wartawan selepas acara pelantikan PB e-Sports,di Hotel Kempinski, Jakarta, Sabtu (18/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement