REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat memulangkan lima calon tenaga kerja wanita (TKW) yang batal berangkat ke Timur Tengah sebagai pekerja rumah tangga karena terbukti ilegal. Mereka berasal dari empat kelurahan, yakni dua orang dari Kelurahan Jempong Baru dan selebihnya dari Banjar, Abian Tubuh, dan Karang Baru .

"Kamis (16/1) kemarin, kami langsung mengantar lima calon TKW tersebut ke rumah masing-masing agar kami bisa bertemu dengan keluarga mereka," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram Hariadi di Mataram, Jumat.

Hariadi menjelaskan, pengembalian calon TKW langsung ke rumah masing-masing sengaja dilakukan tanpa menunggu penjemputan dari keluarga. Pihak Disnaker ingin bertatap muka dengan keluarga sekaligus memberikan sosialisasi atau informasi tentang buruh migran yang resmi.

"Apalagi, berdasarkan informasi resmi kebutuhan TKW ke Timur Tengah (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, dan Bahrain) untuk pekerja rumah tangga tidak ada. Jadi kalau ada yang menjanjikan hal itu dipastikan ilegal," katanya.

Dalam proses pemulangan tersebut, pihaknya tidak memberikan surat pernyataan dalam bentuk apapun. Hanya saja, menurut Hariadi, mereka akan terus dibina agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.

Hariadi mengatakan, pihaknya akan meningkatkan berbagai kegiatan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat yang ingin menjadi buruh migran. Sebanyak lima calon TKW asal Kota Mataram itu, bagian dari 87 orang TKW asal NTB yang rencanaya diberangkatkan ke Timur Tengah dan dibatalkan Kementerian Ketenagakerjaan RI pada 27 Desember 2019.

Mereka dipulangkan ke NTB dan tiba di Bandara Internasional Lombok, Kamis (16/1) siang, setelah diamankan dari tempat penampungan di Jakarta Timur. Para TKW itu diselamatkan setelah Kementerian Ketenagakerjaan melakukan inspeksi di sebuah rumah penampungan di Jakarta.

Ikuti Whatsapp Channel Republika