Jumat 17 Jan 2020 19:22 WIB

BMKG: Soal Asap Australia, Kecil Kemungkinan ke Indonesia

Asap akan menyeberangi Samudra Pasifik selatan sampai ke Benua Amerika Selatan

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Hiru Muhammad
Kanguru tampak di kawasan semak hutan Australia dengan langit oranye akibat kebakaran hutan di sekitar Canberra, Australia, (5/1).
Foto: EPA
Kanguru tampak di kawasan semak hutan Australia dengan langit oranye akibat kebakaran hutan di sekitar Canberra, Australia, (5/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Asap akibat kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Australia diperkirakan terus meluas. Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) mengumumkan, asap dari kebakaran hutan di bagian selatan dan tenggara Australia tersebut sudah mengelilingi dunia.

Pekan lalu, melalui situs resminya, NASA menyampaikan asap kebakaran hutan Australia telah menyebar hingga Benua Amerika dan berpotensi mempengaruhi atmosfer secara global. Hal itu, menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian masyarakat asap tersebut menerjang wilayah Indonesia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut merespon kekhawatiran masyarakat. BMKG menyatakan, asap kebakaran hutan Australia sangat kecil akan menyebar ke wilayah Indonesia.

"Karena dinamika atmosfer Australia didominasi aliran angin kencang yang konsisten ke arah timur, dan di Indonesia sendiri dinamika atmosfer didominasi angin baratan atau monsun Asia," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal dalam pesan elektroniknya yang diterima di Bogor, Jumat (17/1).

Berdasarkan hasil analisis,  kondisi dinamika atmosfer pada awal hingga pertengahan Januari 2020 menunjukkan pergerakan penyebaran asap dominan terjadi di belahan bumi selatan. Asap itu akan menyeberangi Samudra Pasifik bagian selatan sampai ke negara Benua Amerika bagian selatan, seperti Chili, Argentina, dan Uruguay.

"Asap ini menyebar dari Australia ke arah timur karena dipengaruhi  polar jet stream yaitu aliran angin kencang pada sekitar 60 derajat Lintang Selatan dengan kecepatan lebih dari 100 km perjam, yang bergerak konsisten ke arah timur," kata Herizal.

Hingga akhir Januari 2020, Herizal memperkirakan polar jet stream masih cukup kuat. Sehingga potensi penyebaran asap masih dominan ke arah timur dan kecil kemungkinan menyebar ke wilayah Indonesia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement