REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten melakukan verifikasi data korban banjir bandang dan longsor untuk keakuratan data. Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Lebak Wawan Hermawan mengatakan verifikasi data korban bencana untuk menyempurnakan data sebelumnya.
Data sebelumnya, terdapat 1.649 rumah yang mengalami kerusakan di enam kecamatan, antara lain Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Maja, Curugbitung, dan Cimarga. Setelah verifikasi data itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan memberikan dana stimulan untuk rumah rusak berat Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan rusak ringan Rp 10 juta.
Ia melakukan verifikasi data agar pelaksanaan program pascabencana tersebut sesuai dengan tingkat kerusakan rumah dan lokasi mereka. Misalnya, apakah mereka itu berada di kawasan proyek Waduk Karian atau tidak masuk proyek tersebut. Selain itu, apakah rumah mereka bisa dihuni pascabencana alam itu.
Apabila mereka tidak menghuni tempat tinggalnya akibat hanyut atau rusak berat diterjang banjir bandang dan berada di kawasan proyek waduk, maka akan direlokasi dengan dibangun hunian tetap (huntap). Namun, sebelum dilakukan pembangunan huntap, mereka terlebih dahulu tinggal di lokasi hunian sementara (huntara). Pembangunan huntara itu dilokasikan di Dodiklatpur Ciuyah, Kecamatan Sajira.
"Kami berharap verifikasi itu benar-benar tepat sasaran, karena penilaiannya melibatkan instansi terkait," katanya, Jumat (17/1).
Ia mengatakan masyarakat yang tidak tinggal di pembangunan huntara nantinya akan menerima dana sewa rumah Rp 500 ribu per bulan. Dana sewa rumah itu sambil menunggu rampungnya pembangunn huntap.
Namun, pemerintah daerah belum menetapkan relokasi huntap karena harus melibatkan tim geologi agar lokasinya benar-benar terbebas dari ancaman longsor dan banjir bandang. "Kami akan merealisasikan pembangunan huntara itu setelah dilakukan data verifikasi," katanya.
Seorang warga Desa Banjar Irigasi. Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Amin, mengaku bingung setelah rumahnya rusak berat diterjang banjir bandang akibat luapan Sungai Ciberang.
Banjir bandang mengakibatkan semua perabotan rumah tangga dan rumahnya rusak berat dan tidak bisa dihuni dengan anggota keluarga. "Kami menyambut baik jika pemerintah akan membantu warga korban banjir bandang dan longsor," katanya.