REPUBLIKA.CO.ID, AGAM— Warga di Ujuang Labuang, Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatra Barat kini sedang resah akibat temuan tumpukan telur buaya tidak jauh dari pemukiman masyarakat.
Telur buaya muara tersebut ditemukan warga di lahan perkebunan kelapa sawit milik warga. "Kami akan turun ke lokasi buat mengamankan buaya tersebut berkonflik dengan manusia," kata Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Ade Putra, kepada Republika.co.id.
Ade menyebut pihaknya akan memasang tali di sekitar lokasi. Selain itu akan membuat papan imbauan agar warga tidak mendekati lokasi sebelum buaya dan teluarnya diamankan.
Ade menyebut laporan warga bahwa penemuan keberadaan setumpuk telur buaya sejak beberapa hari lalu. Bagi warga di Ujuang Labuang, Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara ini, menurut Ade, temuan telur buaya bukan lagi hal baru. Pada 2018 dan 2019 lalu, warga juga menemukan telur buaya tak jauh dari lokasi bertelur yang ditemukan hari ini.
Ade menyebut ada warga yang melihat tumpukan telur tersebut dijaga oleh induknya. Pejabat nagari dan kecamatan setempat menurut Ade telah berusaha mengimbau warga agar tidak mendekat ke lokasi.
Biasanya lokasi penemuan telur buaya ini menurut Ade sering dilewati anak-anak dan juga orang dewasa buat mengembalakan ternak. Menurut Ade, warga harus hati-hari karena buaya yang sedang bertelur lebih agresif dan sensitif terhadap keberadaan manusia dan hewan lain.
Ade menambahkan biasanya seekor buaya akan berada di sekitar lokasi bertelur sampai telurnya menetas. Waktu bertelur, dan pengeraman sampai menetas diperkirakan 40-80 hari. Buaya melindungi lokasi telurnya dalam radius 10 meter. "Kami akan memantau setiap hari," ujar Ade.
Febrian Fachri