REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembina Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) Emil Salim mengatakan sumber daya manusia yang unggul menjadi kunci untuk memecahkan berbagai permasalahan lingkungan dan perubahan iklim. Sekaligus, ucap dia, mendukung pelestarian serta pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.
"Terhadap tantangan lingkungan yang kita hadapi, kita gunakan sains untuk dijadikan manfaat bagi pembangunan Indonesia sehingga berbagai masalah diatasi, banjir bisa diatasi, sumber energi bisa diatasi, dan segala macam dengan pola menggunakan sains dan teknologi," kata mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kependudukan itu, kepada wartawan, Jakarta, Kamis (16/1).
Ia menjelaskan pentingnya SDM unggul yang mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan, menciptakan dan menggunakan teknologi dan inovasi, disertai kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.
Ahli ekonomi itu, menuturkan SDM yang diperoleh dari bonus demografi harus dikelola dan dididik dengan optimal menjadi manusia unggul sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka. Menurut Emil, investasi besar-besaran harus dilakukan dalam pendidikan dan pengembangan kapasitas SDM untuk melahirkan SDM unggul.
SDM berkualitas itulah, katanya, yang kemudian menghasilkan terobosan, inovasi, invensi, dan teknologi yang mampu menjawab tantangan pada masa yang akan datang. Mereka, katanya, mampu menemukan strategi adaptasi perubahan iklim yang lebih baik, energi alternatif pengganti energi fosil dan sumber energi listrik yang terbarukan.
Ia mengatakan SDM unggul akan dapat menemukan solusi permukaan air laut naik dan subsiden tanah terjadi tetapi wilayah tidak banjir karena mampu mengatasi aliran air sungai yang lebih rendah dibandingkan dengan permukaan air laut.
Emil mengatakan "brain power" dari SDM Indonesia modal untuk pembangunan bangsa Indonesia yang maju dan berkelanjutan."Pembangunan bukan hanya fisik, pembangunan intinya adalah 'brain power'. 'Brain power' yang menghasilkan energi listrik, pergerakan manusia, inovasi dan invensi. Jadi 'brain power' itu yang harus kita utamakan," tuturnya.
Ia mengatakan Indonesia memasuki dimensi di mana mayoritas penduduknya anak muda dengan porsi 64 persen dan usia di atas 15 tahun. Sumber daya manusia itu, katanya, harus dipersiapkan sehingga memiliki kemampuan berpikir inovatif karena pembangunan SDM akan memberikan manfaat jangka panjang dibandingkan dengan pembangunan fisik yang bersifat jangka pendek.
"Jadi masalah yang kita hadapi bagaimana 'frame of mind dari nation' ini lebih berkembang kepada 'sustainability nation'," tuturnya.Dia mengatakan dengan kemampuan berpikir yang inovatif maka dapat menaikkan nilai tambah sumber daya alam dan mendukung pola pembangunan menjadi berkelanjutan.