Rabu 15 Jan 2020 18:39 WIB

Subsidi Gas 3 Kg Dicabut, Tukang Bakso: Mau Pedagang Mati?

Pedagang kecil menjerit jika pemerintah cabut atau membatasi subsidi gas 3 kilogram.

Rep: Febryan. A/ Red: Teguh Firmansyah
Salah satu pangkalan gas Elpiji 3 kg (ilustrasi).
Foto: epublika/Darmawan
Salah satu pangkalan gas Elpiji 3 kg (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang kecil menjerit mengetahui rencana pemerintah untuk mengubah skema subsidi gas tabung 3 kilogram. Sebab, harga gas melon itu akan melonjak drastis.

"Ya gila itu kalau naik jadi Rp 37 ribu. Mau pedagang pada mati apa?," kata Jangkung (60 tahun), pedagang bakso gerobak di sekitaran Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (15/1).

Pemerintah lewat Kementerian ESDM, pada Selasa (14/1), menyatakan akan mengubah skema subsidi gas LPG 3 kg mulai semester II 2020 atau pertengahan 2020. Harga gas melon nantinya akan disesuaikan harga pasar selayaknya gas LPG 12 kg.

Gas LPG 12 kg harga ecerannya saat ini Rp 150 ribu untuk wilayah Pasar Minggu. Mengacu pada angka tersebut, gas elpiji 3 kg nantinya akan jadi sekitar Rp 37 ribu. Terjadi lonjakan drastis dari harga gas melon saat ini di pasaran sekitar Rp 22 ribu.

Perkiraan lebih besar datang dari salah satu agen distributor gas LPG untuk wilayah Jakarta Selatan yang ditemui Republika. Agen itu memperkirakan gas melon nantinya akan sampai di tangan konsumen dengan harga Rp 40-45 ribu.

Baca juga, Siap-Siap Harga Gas 3 Kg Naik Drastis.

Adapun subsidi gas nantinya akan diberikan pemerintah dengan skema tertutup atau langsung ditujukan kepada masyarakat miskin. Meski belum diputuskan, pihak ESDM memperkirakan masyarakat yang layak mendapat subsidi adalah yang penggunaan maksimalnya 3-4 tabung gas melon dalam sebulan. Nantinya, masyarakat miskin akan diberikan subsidi langsung untuk 3 atau 4 tabung gas.

Sedangkan Jangkung, setiap bulannya bisa menghabiskan 30 tabung gas melon untuk kebutuhan berjualan bakso. "Ya beratlah jadinya buat kita. Masa subsidi cuma tiga tabung saja," ujarnya.

Menurut Jangkung, skema subsidi tertutup itu hanya cocok untuk kebutuhan rumah tangga. Sedangkan untuk pedagang kecil, kata dia, jelas rencana itu akan sangat memberatkan. Ia pun berharap agar tetap bisa membeli gas melon sama dengan harga saat ini meski skema subsidi diubah.

"Ya pemerintah harus ada caranya atau solusi buat pedagang kecil. Kalau pedagang besar yang omzet puluhan juta ya nggak masalah," ujar Jangkung.

Hal serupa diutarakan Ira (35), pedagang gorengan di pinggir Jalan Raya Pejaten, Jakarta Selatan. Untuk kebutuhan produksi, Ira menghabiskan 30-60 tabung gas melon setiap bulannya. "Ya kalau subsidinya cuma 3 ya gimana, ya. Harus ada solusilah buat pedagang kecil," kata Ira.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement