REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana mengelola Museum Perjuangan di Jalan Merdeka Kota Bogor. Hal ini dinilai sarat dengan sejarah perjuangan Kota Bogor. Tak hanya itu, kondisi museum juga dinilai memprihatinkan
"Museum Perjuangan ini dikelola oleh yayasan, tapi kondisinya memprihatinkan. Kendalanyamuseum itu bukan aset pemerintah," kata Bima Arya Sugiarto saat mengunjungi Museum Perjuangan, di Kota Bogor, Rabu (15/1).
Menurut Bima, Pemkot Bogor berusaha mencari solusi untuk merevitalisasi Museum Perjuangan agar lebih baik dari segi pengelolaan. Itu sebabnya pihaknya ingin mengamnbil alih pengelolaan museum.
"Karena itu, Pemkot Bogor ingin ambil alih pengelolaan Museum Perjuangan," katanya.
Apabila keluarga ahli waris dan pengurus Yayasan Museum Perjuangan Bogor, membolehkan dan mengikhlaskan, menurut Bima, Pemkot Bogor akan mengelolanya. Opsi pengelolaan itu ada dua, yakni kerja sama atau dihibahkan.
"Dinas Pariwisata dan Kebudayaan akan bermusyawarah dengan ahli waris dan pengurus yayasan. Nanti diaturlah Oleh Dinas Pariwisata bagaimana baiknya." katanya.
Menurut Bima, apabila opsinya dihibahkan akan lebih baik karena Pemkot Bogor bisa melakukan pembangunan secara fisik. Namun untuk hal ini, Pemkot Bogor akan menjalani tahapan yang harus dilalui.
"Pemerintah Kota Bogor agar menjalani tahapan prosedur yang harus dilalui, mulai dari musyawarah dengan ahli waris dan pengurus yayasan," katanya.
Sementara itu, pengelola Museum Perjuangan, Ben, mengatakan, Museum Perjuangan adalah aset yayasan, bukan aset Pemerintah Kota Bogor. Luas lahannya sekitar 600 meter persegi. Dia berharap, pengelolaan museum, sebatas kerja sama pengelolaan, tapi asetnya tetap milik yayasan.
Di dalam Museum Perjuangan, ada beberapa diorama yang menggambarkan pertempuran di Kota Bogor, antara dioramatentang palagan Kota Paris, palagan Pancasan, dan palagan dekat stasiun Bogor. Di museum itu juga menampilkan, pakaian dan senjata Kapten Muslihat.