Selasa 14 Jan 2020 20:28 WIB

RS Sardjito Gelar Simulasi Penanganan Penyakit MERS-CoV

MERS-CoV adalah sejenis virus flu burung yang sangat cepat penuluarannya.

Rep: my29/ Red: Fernan Rahadi
Simulasi Penanganan MERS-CoV. Petugas medis melakukan simulasi penanganan pasien MERS-CoV di RSUP Sardjito, Yogyakarta, Selasa (14/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Simulasi Penanganan MERS-CoV. Petugas medis melakukan simulasi penanganan pasien MERS-CoV di RSUP Sardjito, Yogyakarta, Selasa (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito mengadakan simulasi penanganan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh Coronavirus dengan penularan penyakit yang sangat cepat melalui udara dan kontak secara langsung dengan pasien.

Direktur Utama Rumah Sakit RS Sardjito, Darwito, mengatakan simulasi ini diadakan sebagai persiapan mengingat  RS Sardjito adalah salah satu rumah sakit rujukan yang berskala nasional dan internasional. Sedangkan Yogyakarta merupakan kota wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan luar negeri, terutama Timur Tengah.

Oleh sebab itu RS Sardjito telah menyediakan berbagai fasilitas yang memadai sebagai antisipasi bilamana ada pasien dari luar yang dirujuk ke rumah sakit. Berbagai fasilitas telah disediakan, berupa ambulans, ruang UGD, ruang ICU, serta ruang isolasi. Hal ini dilakukan agar pasien segera mendapatkan pelayanan yang intensif dan memadai. 

“Kita sebagai negara yang memiliki kapasitas seperti ini, tidak selayaknya menolak untuk menangani bencana penyakit ini," tutur Darwito saat diwawancarai wartawan.

Ia juga menuturkan rumah sakit yang berstandar nasional dan internasional wajib untuk mengadakan acara seperti ini setiap enam  bulan sekali, berupa simulasi bencana penyakit, sebagai kesiapan dalam menangani dan menanggulangi bencana penyakit.

Sebagai rumah sakit rujukan utama milik Kementerian Kesehatan, RS Sardjito telah menyiapkan segala fasilitas terhadap kemungkinan bencana yang akan terjadi, baik itu bencana alam atau penyakit yang disebabkan oleh virus.

Dalam simulasi tersebut terhitung ada sekitar 200 personel yang terlibat, mulai dari Direktur Rumah Sakit, Kepala Unit Gawat Darurat (UGD), para dokter, para perawat, keamanan sampai petugas parkir. Diperkirakan terdapat dua pasien rujukan dari rumah sakit dan satu pasien kiriman dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Pihak rumah sakit sendiri telah menyediakan ruangan isolasi untuk menampung pasien tersebut, dan tidak diberlakukan ruang khusus dalam hal ini. 

Dengan adanya ruang isolasi, diharapkan virus MERS-CoV tidak menyebar baik pada petugas, keluarga maupun pasien lainnya. Para petugas yang berhubungan secara langsung dengan pasien harus memakai pakaian khusus yang menutupi seluruh tubuhnya dan hanya menggunakannya sekali pakai.

“Virus MERS-CoV adalah sejenis virus flu burung, dan tergolong virus yang sangat cepat penularannya, yang  penyebarannya melalui udara dan kontak secara langsung dengan pasien, maka dari itu para petugas yang kontak secara langsung dengan pasien harus benar-benar memakai pakaian yang terlindungi," tutur Kepala UGD RSUP Dr Sardjito, Handoyo Pramusinto.

Selain kontak langsung dengan pasien, penyebaran penyakit bisa melalui udara, dengan gejala awal berupa batuk dan flu, maka memungkinkan pihak keluarga pasien bisa tertular penyakit tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement