REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek revitalisasi trotoar yang rencananya berlanjut di pusat jajanan kuliner terkenal Jakarta, di Jalan Sabang, Jakarta Pusat mendapatkan penolakan oleh warga pemilik lahan usaha di Jalan Sabang. Penolakan itu kemudian disetujui oleh Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi.
Penolakan warga ini, terkait semakin kecilnya jalur jalan Sabang bila direnovasi. Belum lagi contoh desain revitalisasi trotoar di Jalan Sabang, bukan hanya memperkecil jalan, bahkan parkir mobil akan dibuat paralel. Hal ini mangakibatkan tertutupnya akses berjualan PKL dan juga tapi juga menutup akses masuk pemilik lahan usaha.
"Tempat parkiran, warga masyarakat di sini terganggu dengan PKL. Kalau dulu, mereka di sini dikasih kesempatan berdagang, dan masih bisa menerima dengan satu arah jalan," kata Prasetio kepada wartawan, Senin (13/1).
Prasetio memandang Pemprov DKI, yang ingin merevitalisasi lagi trotoar di Jalan Sabang, hanya menguntungkan PKL. Padahal Jalan Sabang sebagai pusat kuliner terkenal di Jakarta seharusnya, mampu memberikan pendapat daerah yang tinggi. Namun faktanya justru sebaliknya.
"Pandangan saya sebagai ketua DPRD, ini pendapatan daerah kecil sekali dari parkir dan dari tempat Sabang, yang kebetulan legend sekali," ujar Prasetio.
Selama ini, kata dia di jalan Sabang sudah terdapat rumah tua, toko tua, tempat makanan, kuliner, namun harus diatur yang rapih oleh pemerintah daerah. Anehnya sampai saat sosialisasi jelang perbaikan, warga asli yang tinggal di Jalan Sabang, tidak diundang oleh pemerintah daerah.
"Aneh tapi PKL diundang oleh pemerintah daerah. Ini mereka yang punya tempat kok," terangnya.
Ia mengimbau kepada Pemprov DKI, memberi apresiasi kepada masyarakat yang tinggal disitu, dan masyarakat disekitar diajak berunding. Para pemilik diajak ngomong baru mereka dikasih kesempatan.
"Jangan justru pemilik bangunan di Jalan Sabang di sini nggak diundang, tapi sosialisasi mengundang PKL bareng," imbuhnya.
Prasetio menekankan, PKL mencari nafkah di sini tidak perlu dihambat, tapi juga harus diatur tempat yang rapih.
Ketua Paguyuban Pengusaha Jalan Sabang, Ganefo Dewi Sutan meminta revitalisasi trotoar di jalan Sabang bisa ditangguhkan. Sebab ia melihat banyak faktor yang justru merugikan para pemilik lahan atau gedung usaha.
"Kami tidak mau revitalisasi trotoar, bilamana justru merugikan kami sebagai Pemilik gedung," kata Ganefo yang juga dikenal Pemilik Restoran Natrabu ini.