Senin 13 Jan 2020 20:24 WIB

Senjata KKB dari Lumajang, Ini Langkah Polda Jatim

Polda Jatim telah mengirimkan surat ke 18 jajaran Polda.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Korban penembakan separatis Papua (foto ilustrasi).
Foto: Antara/Jeremias Rahadat
Korban penembakan separatis Papua (foto ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Beberapa senjata rakitan berspesifikasi modern yang digunakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, teridentifikasi berasal dari Lumajang, Jawa Timur.

Kepolisian Daerah Jawa Timur pun melakukan langkah-langkah terkait temuan tersebut. Polda Jatim telah mengirimkan surat kepada 18 jajaran Polda, salah satunya Papua.

Baca Juga

"Kami sudah mengirimkan surat kepada 18 kurang lebih Polda," kata Dirreskrimsus Polda Jatim, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan saat ditemui di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (13/1).

Gidion mengatakan, pihaknya telah melakukan komunikasi langsung dengan Polda Papua dengan pembahasan tentang analisa data senpi rakitan asal Lumajang yang dijual ke Papua.

"Kekhawatirannya kan memang itu untuk KKB atau kelompok yang tidak bertanggung jawab," ujar Gidion.

Hingga saat ini, Gidion mengakui belum tahu persis jenis senpi rakitan apa saja yang dipasok dari Lumajang ke Papua. Dia menegaskan, pengecekan perlu dilakukan karena khawatir ada senpi dengan kaliber tinggi yang dipasok ke sana.

"Kalau yang 6.5 ke atas 9 itu yang perlu pengawasan khusus. Beberapa Polda juga sudah menyampaikan komunikasinya untuk menindaklanjuti," kata Gidion.

Sebelumnya, Polda Papua mencium adanya dugaan penyelundupan senjata dan amunisi dari luar negeri untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Dugaan itu menyusul maraknya teror penembakan oleh KKB di berbagai daerah di Papua akhir-akhir ini.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menambahkan, pihaknya juga mendapatkan informasi ada sejumlah senjata rakitan dari daerah Lumajang dengan kondisi yang cukup modern yang masuk ke wilayah Papua. Kasus pembuatan senjata rakitan di Lumajang tersebut juga pernah diungkap Polda Jatim beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement