Ahad 12 Jan 2020 21:07 WIB

BMKG: Gelombang Laut Tinggi Selimuti Perairan Makassar

BMKG mengimbau agar pelayaran ditunda sementara waktu sampai cuaca membaik.

Gelombang tinggi.
Foto: Antara.
Gelombang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi gelombang laut setinggi empat meter masih akan menyelimuti perairan Makassar dan sekitarnya beberapa hari ke depan. BMKG mengimbau agar aktivitas pelayaran ditunda sementara waktu sampai cuaca membaik.

"Status peringatan dini gelombang tinggi masih akan diberlakukan beberapa hari ke depan guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan," sebut Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Esti Kristanti di Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad.

Baca Juga

BMKG menilai kondisi perairan belum aman untuk melaut. Status peringatan dini gelombang tinggi juga belum dicabut disebabkan kondisi cuaca ekstrem masih berlangsung.

Untuk status Moderate Sea atau gelombang air laut antara 1,25-2,5 meter terjadi di Perairan Pare-pare, Perairan Spermonde Pangkep bagian barat, Perairan Spermonde Pangkep, Perairan Spermonde Makassar bagian barat.

Selanjutnya, di Perairan Spermonde Makassar, Teluk Bone bagian utara, Perairan timur Kep. Selayar, dan Laut Flores bagian utara.

Untuk Rough Sea, Gelombang air laut mencapai 2,5-4m0 meter terjadi di Selat Makassar bagian selatan, Perairan barat Kepulauan Selayar, Perairan Sabalana, Teluk Bone bagian selatan, Laut Flores bagian barat, Perairan P. Bonerate - Kalaotoa bagian utara, Perairan P. Bonerate - Kalaotoa bagian selatan, dan Laut Flores bagian timur.

Berdasarkan pantauan, hingga siang tadi aktivitas pelayan transportasi laut antarpulau masih berlangsung dari Pelabuhan Kayu Bangkoa, menuju Pulau Lae-lae dan Pulau Samalona Makassar.

Sejumlah pemilik kapal tetap mengangkut penumpang, meski ada imbauan dan peringatan dini soal tinggi gelombang laut dari BMKG. Meski dipaksakan, jumlah penumpang pun tidak terlalu banyak dibandingkan hari biasa sebelum cuaca ekstrim yang saat ini berlangsung.

"Satu rate saja jalurnya, dari pelabuhan Bangkoa ke Lae-lae dan Samalona. Kalau hari biasa sampai tiga kali. Sudah biasa memang cuaca begini kurang penumpang," tutur Daeng Tarrang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement