Sabtu 11 Jan 2020 03:00 WIB

PDIP Pertimbangkan Wacana Pilkada Asimetris

Setiap pemilihan ada plus dan minusnya.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Distribusi logistik pilkada (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Distribusi logistik pilkada (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PDIP bakal  mempertimbangkan wacana pilkada asimetris yang diusulkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Ketua DPP bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto mengatakan bahwa  hal tersebut barulah sebatas wacana.

"Apapun yang namanya usulan pemerintah eksekutif pasti akan dipertimbangkan," kata Bambang disela-sela Rakernas I, Jumat (9/1).

Ia mengangggap setiap sistem pemiihan ada plus dan minusnya. Ia juga memahami bahwa tujuan dari usulan  tersebut adalah untuk kepentingan rakyat banyak.

"Setelah selesai goalnya kan gitu. ini kan soal sistem dan tentu kan disepakati oleh partai sesuai konstitusi negara," ujarnya.

Sebelumnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan setuju  dengan usulan Tito terkait wacana pilkada asimetris. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto men gatakan pemerintah bisa melaksanakan pilkada asimetris sebagai bagian dari hasil evaluasi sistem pemilihan langsung.

Hasto menambahkan, PDIP mendukung wacana evaluasi pilkada lantaran pilkada langsung berpotensi memecah belah masyarakat.

Pilkada langsung juga memiliki kecenderungan berbiaya tinggi. Menurut Hasto, biaya tinggi itu pada akhirnya kerap menghadirkan bohir-bohir tertentu untuk membiayai pertarungan antarcalon.

"Oleh karena itu karena kepentingan investor politik sehingga di daerah dilakukan berbagai eksploitasi alam luar biasa. Mengeruk kekayaan alam kita luar biasa karena Pilkada dengan biaya politik mahal," katanya.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian belum lama ini menggelar pertemuan dengan sembilan partai politik di Kantor Kementerian Dalam Negeri. Pertemuan tersebut  membahas tiga hal, yakni wacana Undang-Undang Parpol yang akan direvisi, revisi Undang-Undang Pemilu, dan Pilkada Serentak 2020. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement