REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Kokom (40 tahun) hanya bisa meratapi kejadian yang menimpanya. Rumahnya yang berada di Kampung Nyemplong, Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, rusak terdampak longsor yang terjadi pada Kamis (9/1) sore.
Ketika itu, dia sedang berada seorang diri di rumahnya. Hujan deras telah turun sejak siang hari. Selepas waktu Ashar, dari dalam rumahnya dia merasakan getaran, yang kemudian disusul suara kencang dari depan rumahnya.
"Pas dilihat itu (teras rumahnya) roboh. Rumah jadi retak juga," kata dia, ketika ditemui Republika.co.id, Jumat (10/1).
Rumah dengan luas sekira 60 meter persegi itu berdiri di tepi tebing setinggi 2 meter. Tebing itu sebenarnya telah ditahan oleh tembok penahan tebing (TPT). Namun TPT roboh dan menyebabkan rumahnya terdampak.
Saat ini, dia memilih tak mengungsi lantaran bingung hendak menumpang kepada siapa. Namun, dia mengaku masih khawatir ketika hujan kembali turun, harus melakukan tidakan seperti apa "Bingung mau mengungsi ke mana. Saudara ada cuma tidak enak," kata dia.
Selama sekitar 25 tahun dia tinggal di rumah itu bersama suami dan dua anaknya, baru kali ini kejadian bencana menimpanya. Rumah itu merupakan satu-satunya milik keluarganya. Kini, rumahnya rusak dan Kokom bingung harus bagaimana.
Rumah rusak akibat cuaca ekstrem yang terjadi di Kota Tasikmalaya tak hanya berdampak pada rumah Kokom. Dua rumah lainnya di Kampung Cikakaban dan Kampung Ciluncat, Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, juga rusak terdampak cuaca ekstrem.
Rumah milik Totoh (50) adalah salah satunya. Tiang rumah di terasnya amblas ke dalam tanah, dan membuat genteng di depan rumahnya ambruk. "Saya ada di dalam bertiga sama anak. Tahu-tahu terdengar suara keras dan di depan sudah ambruk," kata dia.
Menurut dia, kejadian itu terjadi pada Kamis sore. Hujan deras sejak siang hari turun di wilayah itu. Setelah hujan reda, tiang rumahnya tiba-tiba amblas. Ia tak mengetahui penyebab amblesnya tiang rumahnya. Padahal, sebelumnya tidak ada tanda-tanda pergerakan tanah.
Berdasarkan keterangan yang diterima Republika.co.id, tiang penyangga rumah milik Totoh dengan tinggi sekira 3 meter, masuk ke dalam tanah sedalam sekira 2 meter. Amblasan itu hanya terjadi di satu titik dengan diameter sekira 50 sentimeter.
"Padahal ini bukan tanah urukan. Rumah sudan 19 tahun berdiri dan tidak ada tanda-tanda amblas," kata dia.
Warga melihat rumah yang rusak terdampak cuaca ekstrem di Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jumat (10/1).
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Padahal, menurut Totoh, ketika sore hari di teras rumahnya biasa digunakan orang-orang berkumpul.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, menerima laporan rumah rusak akibat cuaca ekstrem, pada Kamis pukul 17.00 WIB. Berdasarkan laporan yang diterima, terdapat tiga rumah rusak di Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari.
"Kita langsung terjunkan satgas satu tim dan bagi tiga lokasi. Di Kampung Nyemplong terdapat longsoran TPT. Di Kampung Cikakaban dan Ciluncat, ada rumah roboh karena cuaca ekstrem. Kita langsung evakuasi korban," kata dia Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar.
Dia mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Cuaca ekstrem hanya berdampak rumah rusak.
Ucu menambahkan, pihaknya akan lakukan pendataan. Setelah itu, BPBD akan memberikan bantuan dalam rangka penanganan material yang ada. Setelah, BPBD akan memberikan rekomendasi kepada dinas teknis untuk menindaklanjuti.
Di mengimbau masyarakat untuk semakin meningkatkan kewaspadaan. Apalagi diprediksi, dalam beberapa hari ke depan akan terjadi cuaca ekstrem.
"Ketika hujan turun disertai angin, masyarakat cari tempat aman. Hindari tempat yang berpotensi roboh dan jangan berada di bawah pohon," ujar dia.
Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman, mengatakan pihaknya telah menugaskan jajarannya sejak lama mengantisipasi terjadinya bencana. Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya telah melakukan normalisasi irigasi dan pembersihan sampah.
Dia menjelaskan, Kota Tasikmalaya diapit oleh dua sungai Ciitanduya dan Ciwulan. Karena itu, saluran irigasi harus baik, dan endapan di sungai juga mesti segera dikeruk. "Kita juga siapkan biaya tak terduga kalau terjadi situasi darurat," kata dia.