Jumat 10 Jan 2020 17:39 WIB

Pengamat: Amien Rais Harus Jadi Pengayom Semua Caketum PAN

Amien sebagai guru bangsa bagi kader PAN sebaiknya tak dukung satu calon.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Senior PAN masih terus dikaitkan dalam kontestasi calon ketua umum yang akan digelar dalam Kongres PAN. Namun, Amien dinilai sebaiknya tak perlu terlalu ikut campur dalam kontestasi praktis menggalang dukungan bagi salah satu caketum.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Adi Prayitno mengatakan, Amien seharusnya menjadi tokoh senior dan menjadi penengah di antara calon-calon Ketua Umum PAN. "Cukup Pak Amien Rais menurut saya sebagai penasihat spiritual kita," kata Adi dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (10/1).

Baca Juga

"Karena nama yang maju itu kader terbaik PAN. Posisikan pak amin ini sebagai pengayom sebagai pelatih dan penasehat spiritual semua kandidat yang tarung," kata Adi.

Menurut Adi, Amien sebagai guru bangsa bagi kader-kader PAN berdiri di atas semua calon ketua umum, bukan mendukung salah satunya. Bila Amien turut dalam kontestasi praktis, menurut Adi, hal itu akan menimbulkan kecemburuan dari calon ketua umum lain yang tidak didukungnya.

"Jadi tidak ada penganaktirian salah satu kandidat didukung atau tidak didukung," ujar direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.

Padahal, sosok Amien sendiri merupakan tokoh sentral yang tidak bisa dilepaskan dari PAN. Amien yang merupakan Ketua Dewan Kehormatan idealnya ada di luar pertarungan. "Ibarat main bola, Pak Amien Rais jadi wasit, jangan jadi pemain. Itu kacau. Stamina Pak Amien harus mengayomi semua kandidat yang sedang bertarung," ujar Adi.

Adi pun berharap, tokoh-tokoh ingin berkontestasi tak perlu 'genit' menarik-narik Amien Rais. Mereka harus memosisikan Amien sebagai pengayom, pelatih, dan penasihat spiritual semua kandidat yang bertarung.

Lagi pula, lanjut Adi, Kongres PAN ditentukan pilihan pemilik suara yakni Ketua Ketua DPD dan Ketua Ketua DPW PAN. "Sehingga dominasi tokoh lama tidak masuk dalam kontestasi. Namun narasi dan gagasan besar dipelihara oleh tokoh kunci, dipertahankan," ujar dia.

Peneliti Politik Senior LIPI Siti Zuhro juga menyatakan, partai yang seharlt tidak boleh membesarkan satu nama. Seharusnya, kata Siti, di era demokrasi kontestasi caketum adalah hal yang wajar.

Ia pun menilai, partai politik di Indonesia harusnya berbenah tanpa harus bergantung pada satu tokoh sentral. "Memberikan trust pada kader adalah sesuatu yang harus dilakukan, karena sejatinya partai politik itu persemaian kader," kata Siti Zuhro, Jumat. 

Sejauh ini, caketum pejawat Zulkifli Hasan bakal maju dalam kontestasi ketua umum PAN. Adapun yang disebut bakal maju dalam kontestasi caketum di Kongres PAN selain Zulhas di antaranya Mulfachi Harahap, Drajad Wibowo, Bima Aria, dan Asman Abnur. Amien Rais disebut-sebut mendukung Mulfachri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement