Kamis 09 Jan 2020 17:53 WIB

Pemkot Bogor Segera Lelang Pengerjaan Alun-Alun

Penataan alun-alun Bogor dilakukan tahun ini.

Rep: Nugroho Habibie/ Red: Dwi Murdaningsih
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan segera memulai pengerjaan alun-alun Kota Bogor yang berada di bekas Taman Topi, Jalan Kapten Muslihat, Kecamatan Bogor Tengah. Foto:Warga berada di Taman Topi, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/7/2019).
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan segera memulai pengerjaan alun-alun Kota Bogor yang berada di bekas Taman Topi, Jalan Kapten Muslihat, Kecamatan Bogor Tengah. Foto:Warga berada di Taman Topi, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan segera memulai pengerjaan alun-alun Kota Bogor yang berada di bekas Taman Topi, Jalan Kapten Muslihat, Kecamatan Bogor Tengah. Pemkot Bogor akan segera melaksanakan lelang proyek secepatnya.

"Pada tahun ini, kita akan mulai penataan alun-alun Kota Bogor," kata Bima, di Kota Bogor, Kamis (9/1).

Baca Juga

Bima menuturkan, detail engineering design (DED) alun-alun akan terintegrasi dengan Masjid Agung dan Stasiun Bogor. Sehingga, ruang publik itu dapat akan lebih dekat dengan tempat peribadatan dan publik transportasi.

"Di Eropa itu kan ada tempat ibadah bersatu dengan ruang terbuka publik, gereja yang menyatu dengan alun-alun, gereja yang menyatu dengan taman. Ini terintegrasi semuanya," katanya.

Selain itu, Bima menginginkan, lahan seluas 17.118 meter persegi tersebut memiliki lima dimensi. Pertama, tata ruang menghubungkan dari Stasiun Bogor, Masjid Agung dan titik lainnya, seperti jalan Kapten Muslihat, Jalan Dewi Sartika.

“Jadi, ini harus betul-betul dihitung, yang dari stasiun berapa orang dan dari daerah lain," ucapnya.

Kedua, lanjut Bima agar membedakan alun-alun dengan lainnya, harus ada space (ruang) untuk belajar sejarah. Dengan demikian, dia menuturkan, pemahaman terhadap sejarah di Bogor seperti Kapten Muslihat, Dewi Sartika dan sejarah Masjid Agung.

“Jadi, ruang kontemplasi ini digarap serius, berkolaborasi dengan Disparbud termasuk dengan Diskarpus,” kata Wali Kota.

Ketiga, lanjut Bima, desain harus tersambung antara stasiun Bogor, Masjid Agung dan bangunan lain. Jangan sampai, kata dia, alun-alun yang dibangun secara megah tidak sinkron dengan area sekitar.

Keempat, dia mengangkat, adanya penunjang sarana disekitar misalnya, infrastruktur, trotoar hingga parkir. Terakhir, Bima menyatakan, keinginannya untuk melengkapi dengan unsur estetika dan juga sarana olahraga.

“Karena kita sudah mendeklarasikan The City of Runner (Kota Pelari). Nanti saya ingin melihat langsung bahan jogging tracknya. Kemudian ornamen sunda itu harus ada, baik dalam bentuk kujang atau apapun,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement