Kamis 09 Jan 2020 09:06 WIB

Reynhard Berubah Sejak Pindah ke Inggris

Reynhard semasa kuliah dikenal sebagai sosok yang pintar dan bersahabat.

Kasus Reynhard Sinaga di media Inggris
Foto: Daily miror
Kasus Reynhard Sinaga di media Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, Kasus pemerkosaan berantai yang dilakukan Reynhard Sinaga terus menjadi sorotan media asing. Berbagai media asing juga mencoba untuk mengulik kehidupan pria berusia 36 tahun itu pada masa lampau.

Channel News Asia (CNA), misalnya, tak mau ketinggalan memberitakan sisi lain Reynhard. Media yang berbasis di Singapura itu mewawancarai sejumlah teman perempuan seangkatan Reynhard semasa berkuliah di Universitas Indonesia (UI).

Baca Juga

Kepada CNA, seorang teman perempuan Reynhard mengaku sangat tak percaya Reynhard bisa melakukan perbuatan keji. "Dalam sejuta tahun mendatang pun saya tidak akan percaya dia mampu melakukan kejahatan seperti itu," kata perempuan yang tak mau disebutkan namanya tersebut.

Bahkan, menurut dia, para dosen juga terkejut. Sebab, Reynhard semasa kuliah dikenal sebagai sosok yang pintar dan bersahabat. "Penampilan Sinaga (Reynhard--red) mulai berubah ketika dia pindah ke Inggris," kata perempuan itu menambahkan.

Sepengamatan dia, Reynhard menjadi lebih flamboyan. Penampilannya pun lebih modis setelah pindah ke Inggris. Reynhard yang dijuluki sebagai 'monster seks' oleh media-media Inggris pun mulai memakai lip gloss berwarna dan membentuk alis matanya.

Masih menurut penuturan sang teman, Reynhard bahkan pernah mengunggah pernyataan di media sosial bahwa dia merasa sedikit berbeda. "Pindah ke Inggris dan jauh dari keluarganya membuat dia bebas dalam hal seksualitas."

photo
Reynhard Sinaga, WNI yang terlibat kasus terbesar dalam sejarah kejahatan seksual di Inggris

Reynhard pada Senin (6/1) divonis hukuman penjara seumur hidup atas 159 kejahatan seksual terhadap 48 pria. Sementara itu, Kepolisian Manchester mengaku, memiliki bukti bahwa Reynhard telah membius dan memperkosa lebih dari 190 korban.

Reynhard lahir di Jambi pada 1983. Namun, ia menghabiskan masa kecilnya di Depok, Jawa Barat. Ia mendapat gelar sarjana jurusan arsitektur di UI pada 2006. Setahun kemudian, ia melanjutkan studi perencanaan kota di University of Manchester.

Reynhard juga meraih tiga gelar magister sebelum mengejar gelar doktor ilmu Geografi Manusia di Leeds University.

Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Universitas Indonesia (UI) Rifelly Dewi Astuti sebelumnya menyatakan, UI mengutuk tindakan kriminal Reynhard. "Kami menghormati putusan pengadilan tersebut. Meski pelaku alumni UI, perbuatannya sama sekali tidak terkait dengan statusnya sebagai alumni UI," ujar Rifelly saat dihubungi Republika, Selasa (7/1).

Menurut Rifelly, UI mengutuk perbuatan tindak kriminal tersebut sebagai perbuatan biadab dan bertentangan dengan hukum dan kemanusiaan. "Kami juga sekaligus ikut prihatin atas peristiwa yang dialami para korban," katanya.

Dia mengutarakan, UI sebagai lembaga pendidikan tetap berkomitmen melaksanakan tugas pengajaran dan pendidikan, utamanya mendidik generasi muda yang berintelektualitas tinggi dan berbudi luhur selaku penerus bangsa.

"Kami tegaskan menghormati adanya putusan Pengadilan Manchester, Inggris, yang menghukum pelaku kejahatan seksual yang dilakukan WNI Reynhard Sinaga," kata Rifelly menegaskan. n rusdy nurdiansyah ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement