Jumat 03 Jan 2020 03:03 WIB

Anggota DPR Minta Pemerintah Antisipasi Penyakit Usai Banjir

Pemerintah juga diminta melakukan langkah yang diperlukan membantu korban banjir.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ani Nursalikah
Anggota DPR Minta Pemerintah Antisipasi Penyakit Usai Banjir. Petugas berusaha mengangkat kasur yang terbawa banjir di kawasan Kampung Pedongkelan, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Anggota DPR Minta Pemerintah Antisipasi Penyakit Usai Banjir. Petugas berusaha mengangkat kasur yang terbawa banjir di kawasan Kampung Pedongkelan, Jakarta Timur, Kamis (2/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Daulay Partaonan meminta pemerintah mengantisipasi agar tidak ada penyebaran penyakit pascabanjir. Menurutnya, permukiman yang sudah tergenang banjir berpotensi meninggalkan bibit penyakit. Hal itu yang perlu diantisipasi agar tidak menyebar dan menimbulkan masalah bagi masyarakat.

“Saya yakin, pemerintah sudah mempersiapkannya. Sebab, ini bukan kejadian pertama. Mestinya, sudah ada protap yang biasa dilakukan. Karena banjir kali ini dinilai terbesar, tentunya persiapan dan penangannya pun diminta lebih baik," kata Saleh kepada Republika.co.id, Kamis (2/1).

Baca Juga

Selain itu, dia juga meminta pemerintah segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan dalam membantu korban banjir. Terutama yang rumah dan pemukimannya masih tergenang banjir.

Menurutnya, selain obat-obatan, bantuan yang sangat diperlukan antara lain makanan, pakaian, tempat berlindung, dan lain-lain. Dia berharap pemerintah perlu melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat.

"Tempat-tempat yang menjadi pusat kegiatan masyarakat harus diprioritaskan untuk ditangani. Dengan begitu, banjir yang menggenang Jakarta tidak sampai mengganggu aktvitas masyarakat. Perlu dipastikan banjir tidak sampai mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat,“ ujarnya.

Sebelumnya, hujan lebat yang terjadi sejak Rabu (1/1) dini hari menenggelamkan sejumlah rumah warga di Jabodetabek. Sebanyak 16 warga diketahui meninggal dunia. Delapan diantaranya terdapat di Jakarta.

“Saat ini BNPB masih terus melakukan pendataan dari berbagai sumber dan kemungkinan jumlah korban bisa bertambah,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi (Kapusdatinkom) BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulis, Selasa (2/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement