REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lurah Cipinang Melayu, Agus Sulaeman, mengimbau agar warga terdampak banjir yang mengungsi untuk tidak kembali dan tinggal di rumah dulu meski banjir telah surut. Agus menyarankan, para korban banjir untuk tinggal sementara di lokasi pengungsian yang tersebar di beberapa titik di wilayah Cipinang Melayu.
"Sampai hari ini (pengungsi) bisa bertambah karena saya tidak sarankan untuk pulang," kata Agus saat ditemui di lokasi pengungsian korban banjir di Universitas Borobudur, Jakarta, Kamis (2/1).
"Kalau mau bersih-bersih atau mengamankan barang silakan tapi tidak untuk tinggal karena cuaca dari informasi BPBD, dan BNPB belum normal," tambah Agus.
Agus mengatakan saat ini terdapat 926 jiwa korban banjir yang mengungsi di Universitas Borobudur dari dua RW yang berada di Cipinang Melayu. Dia menambahkan, para pengungsi di lokasi ini telah mendapatkan sejumlah bantuan seperti pakaian layak pakai hingga obat-obatan.
"Bantuan sudah banyak terpenuhi yang urgent kayak perlengkapan mandi, handuk, pakaian layak pakai terutama pakain dalam wanita tadi sudah dikordinasikan. Obat-obatan juga sudah dari pihak pemerintah dan salah satu bank," kata dia.
Banjir merupakan hal yang tidak asing bagi warga Cipinang Melayu, meski pada 2018 dan 2019 volume banjir yang terjadi tidak sebesar sekarang hingga membuat banyak warga mengungsi. Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah Indonesia menghadapi cuaca ekstrem dan hujan lebat disertai petir dan angin kencang dalam sepekan ke depan.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan cuaca ekstrem dan hujan lebat selama 1-4 Januari 2020 berpotensi turun di Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.