Senin 30 Dec 2019 11:34 WIB

Spanduk Dukungan ke Anak Emas Risma Dicopot

Warga pendukung memprotes aksi Linmas mencopot spanduk dukungan ke anak emas Risma.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Tri Rismaharini disebut memiliki anak emas sebagai penggantinya. Sosok tersebut adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi.
Foto: Republika/Wihdan
Tri Rismaharini disebut memiliki anak emas sebagai penggantinya. Sosok tersebut adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA –- Sejumlah warga Surabaya mendorong Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi untuk maju pada Pilwali 2020. Eri dirasa pantas karena disebut-sebut sebagai anak emas Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, yang juga dirasa bisa meneruskan kepemimpinannya.

Dorongan tersebut diutarakan lewat spanduk-spanduk dukungan yang dipasang di beberapa titik di Kota Pahlawan. Seperti di Kenjeran, Bulak, Sukolilo, Sambikerep, Benowo, Pakal, Dupak, Manukan, Asemrowo, Ngagelrejo, Banyu Urip, dan sebagainya.

Baca Juga

Dirasa mengganggu, Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya pun mencopot spanduk-spanduk tersebut. Kepala BPB Linmas Eddy Christijanto mengatakan pencopotan tersebut merupakan bagian dari penertiban.

“Ini sesuai perda yang berlaku di Surabaya,” kata Eddy dikonfirmasi Senin (30/12).

Eddy mengungkapkan, lokasi pencopotan dilakukan di sejumlah titik, seperti di Putat Jaya, Sambikerep, dan sebagainya. Pencopotan, kata Eddy, dilakukan karena saat ini belum memasuki masa kampanye. Artinya, belum dibolehkan melakukan kampanye.

“Karena saat ini belum mamasuki masa kampanye jadi pelepasan itu tanggung jawab Linmas dan Satpol PP. Kalau sudah masa kampanye, itu kan tanggung jawabnya Panwaslu," ujar Eddy.

Pencopotan spanduk berisi pernyataan dukungan tersebut nyatanya menuai banyak protes dari warga. Pencopotan itu dianggap upaya untuk membatasi aspirasi warga Kota Surabaya. Salah satunya Suwarto, warga Benowo yang tak terima spanduknya dicopot Linmas.

"Wong kami ini memasang spanduk atas inisiatif sendiri. Bikin kata aspirasi sendiri, urunan sendiri, masang di lingkungan kita sendiri, kok malah diturunkan. Lah spanduk bahkan baliho gede orang-orang yang jelas-jelas nyalon wali kota dibiarkan," kata dia.

Suwarto mempertanyakan tindakan Linmas yang masuk hingga ke kampung-kampung hanya unuk mengurusi spanduk dukungan. "Masih banyak spanduk-spanduk besar politikus di jalan-jalan Surabaya yang tidak diapa-apakan,” kata dia.

Suwarto menyatakan, tidak akan berhenti untuk menyuarakan aspirasi dukungannya. Dia bahkan mengancam akan memasang lebih banyak spanduk dukungan untuk Eri.

“Warga yang sepakat dengan gerakan kami semakin banyak. Linmas jangan membatasi aspirasi ini,” kata dia.

Kepala Bappeko Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, tidak pernah memerintahkan pemasangan spanduk tersebut. Dia bahkan mengaku tidak mengetahui perihal pemasangan spanduk-spandung tersebut.

Dia juga enggan berkomentar tentang mulai maraknya dukungan kepada dirinya. "Saya tidak tahu apa-apa soal itu," kata Eri.

Komisioner Bawaslu Surabaya, Usman  mengatakan, bertebarannya spanduk dukungan jelang Pilwali 2020 belum masuk ranah Bawaslu untuk penertiban. Sebab, penetapan calon wali kota dan wakil wali kota di Pilwali Surabaya 2020 belum dimulai.

"Kalau spanduk-spanduk yang bertebaran sekarang masih ranahnya Pemerintah Kota dalam hal ini temen-temen Satpol PP. Kalau sudah ditetapkan sebaga calon, barulah jadi ranah kami," kata Usman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement