Kamis 26 Dec 2019 17:22 WIB

Warga Banyumas Gelar Shalat Gerhana

Umumnya dilaksanakan setelah waktu pelaksanaan shalat Dzuhur berjamaah.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah warga melaksanakan shalat Kusuf (shalat gerhana matahari).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah warga melaksanakan shalat Kusuf (shalat gerhana matahari).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Gerhana matahari sebagian juga terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (26/12). Meski hanya berupa gerhana sebagian, masyarakat Banyumas menyambut fenomena alam tersebut dengan menggelar shalat gerhana.

Shalat gerhana dilakukan di berbagai masjid, termasuk di Masjid Agung Baitussalam di pusat Kota Purwokerto. Shalat gerhana di berbagai masjid, umumnya dilaksanakan setelah waktu pelaksanaan shalat Dzuhur berjamaah. Hal ini mengingat puncak gerhana juga diketahui akan berlangsung pada periode waktu tersebut.

''Shalat gerhana di Masjid Baitussalam dilaksanakan sehabis shalat Dzuhur berjamaah,'' jelas Humas Masjid Agung Baitussalam Kota Purwokerto, Alief Einstein.

Ketua takmir Masjid Baitussalam Purwokerto,  Dr Muhammad Hizbul Muflihin menyebutkan, para ulama umumnya sepakat menyatakan shalat gerhana hukumnya sunah muakkadah. Bahkan mazhab Al Hanafiyah, menyebut hukumnya wajib.

''Berdasarkan pertimbangan itu, kami menggelar shalat gerhana berjamaah di Masjid Baitussalam,'' katanya.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap, Rendy Krisnawan, mengatakan gerhana matahari yang teramati warga Banyumas dan sekitarnya hanya berupa dengan magnitudo 0,7. "Artinya, masyarakat bisa menyaksikan gerhana matahari hanya kisaran 75 persen. Karena itu, bentuknya tidak berupa gerhana cincin,'' jelasnya.

Dalam kejadian bencana tersebut, kondisi cuaca di Banyumas sekitar pukul 12.00 hingga 13.00 WIB terlihat cerah. Meski demikian, saat terjadi gerhana kondisi lingkungan seperti menjelang petang. Kondisi temaram ini hanya berlangsung sekitar 30 menit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement