Rabu 25 Dec 2019 11:02 WIB

Yang Dievaluasi Jasa Marga dari Tol Layang Japek

Tol Layang Japek sempat mengalami kemacetan khususnya di KM 48.

JALAN TOL LAYANG. Akses keluar meninggalkan Tol Layang Jakarta Cikampek (Japek II) arah Jakarta di KM 48 Karawang, Jawa Barat, Ahad (15/12).
Foto: Yogi Ardhi/Republika
JALAN TOL LAYANG. Akses keluar meninggalkan Tol Layang Jakarta Cikampek (Japek II) arah Jakarta di KM 48 Karawang, Jawa Barat, Ahad (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rahayu Subekti, Retno Wulandari, Antara

Saat ini, Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek) sudah dibuka tanpa tarif sejak masa lbur Natal 2019. Corporate Communication and Community Development Jasa Marga Dwimawan Heru mengakui, terdapat beberapa hal yang akan dievaluasi dari Tol Layang Japek semenjak dibuka.

Baca Juga

"Secara umum, kata Heru, beberapa aspek yang menjadi evaluasi, yaitu terjadinya antrean jelang pertemuan arus lalu lintas Jalan Tol Japek dan Tol Layang Japek di kilometer 48," kata Heru, Rabu (25/12).

Selain itu, Heru mengatakan juga terjadi kepadatan pengguna jalan yang akan menggunakan tempat peristirahatan setelah melalui Tol Layang Japek. Area peristirahatan tersebut berada di kilometer 50 dan kilometer 57.

Untuk mencairkan kepadatan akibat pertemuan lalu lintas tersebut, Heru mengatakan Jasa Marga dengan diskresi kepolisian memberlakukan rekayasa lalu lintas contraflow. "Contraflow ini di kilometer 47 sampai kilometer 61 Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek sebagai penambahan kapasitas lajur," jelas Heru.

Dia menambahkan, pengendara perlu mengantisipasi untuk mempersiapkan diri dan kendaraan sebelum menggunakan jalan tol layang terpanjang ini dikarenakan ketiadaan tempat peristirahatan. Salah satun yang paling penting, lanjut Heru, memastikan kecukupan bahan bakar karena ketidakcukupan BBM sering terjadi di Tol Layang Japek selama periode mudik Natal 2019.

Jasa Marga mencatat volume atau arus lalu lintas tertinggi di jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) menjelang Natal dan Tahun Baru biasanya terjadi pada pagi dan sore hari. Seperti yang terjadi pada Ahad (22/12), arus lalu lintas cukup padat pada pagi dan sore hari.

"Selama beberapa hari terakhir ini, volume lalu lintas cukup tinggi setiap pagi dan sore," kata Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga, Dwimawan Heru dalam siaran pers yang diterima di Karawang, Jawa Barat, Senin (23/12).

Volume kendaraan yang melintas pada Ahad (22/12) kemarin cukup tinggi, yakni pada pukul 08.30-09.29 WIB, sebanyak 3.436 kendaraan. Pada hari yang sama, volume kendaraan yang melintas juga cukup tinggi pada sore hari, yakni pada pukul 17.00-17.59 WIB, sebanyak 2.955 kendaraan.

photo
Sejumlah pengendara mobil melintas di Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek ('Japek Elevated'), Karawang Barat, Karawang, Jawa Barat, Senin (23/12/2019).

Sebelumnya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak agar pemerintah mengevaluasi total manajemen lalu lintas di Jalan Tol Layang Japek saat libur panjang seperti libur Natal dan Tahun Baru serta libur Lebaran Idul Fitri. Hal ini perlu dilakukan agar tidak ada lagi kemacetan seperti yang terjadi pada Sabtu (21/12).

"Terbukti tadi malam tol layang Jakarta Cikampek macet total selama dua jam, dan akhirnya arus lalin menuju tol layang ditutup sementara," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Ahad (22/12).

Selain itu, kata Tulus, perlu dipertimbangkan adanya emergency exit atau pintu keluar darurat. Misalnya, di KM 25, sehingga pengguna tol tidak tersandera di jalan tol selama berjam-jam.

"Ini bisa membahayakan keamanan dan keselamatan pengguna tol. Jangan sampai jalan tol layang ini menjadi produk gagal," ujarnya.

Tulus mengatakan, adanya kemacetan yang menyebabkan penutupan jalan sementara itu menunjukkan saat tol layang tersebut dibangun tidak mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Hal ini, kata Tulus, termasuk jika ada kendaraan mogok di tol layang.

"Ini bisa jadi petugas tol tidak sigap mengatasi masalah saat terjadi kendaraan mogok, dan volume traffic sedang tinggi-tingginya," ujarnya.

Dengan kejadian seperti ini, kata Tulus, fungsi utama tol layang Japek untuk mengatasi kemacetan saat libur panjang menjadi sia-sia.

Salah satu pengendara yang sempat terjebak macet di Tol Layang Japek II pada Sabtu pekan lalu yaitu Adi Ryanto. Adi mengatakan, dirinya bersama sang kakak memilih mudik menggunakan Tol Layang Japek II agar bisa tiba di Bandung dengan lebih cepat.

"Tadinya kita kira bakalan lancar perjalanannya lewat tol baru, ternyata masih macet juga," kata Adi saat dihubungi Republika, Ahad (22/12).

Di jalan tol, Adi mengungkapkan dirinya sempat terjebak macet selama lebih dari dua jam. Memasuki pintu tol, awalnya Adi mengaku jalanan masih cukup lancar. Dia pun memperkirakan akan tiba di Bandung sesuai waktu yang direncanakan.

Namun mulai dari KM 30, laju kendaraan mobil mulai melambat. Kemacetan pun Adi rasakan hingga menuju KM 48. Sepanjang perjalanan tersebut, menurut Adi, ada beberapa hal yang diduga menjadi pemicu kemacetan, salah satunya mobil mogok.

Selain itu, menurut Adi, kemacetan tersebut dampak dari ketidaksiapan petugas dalam mengantisipasi lonjakan kepadatan arus lalu lintas. "Tol Ini kan baru beroperasi pas musim liburan, pasti semuanya mau nyobain. Harusnya sudah diantisipasi," tutup Adi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement