Kamis 19 Dec 2019 09:28 WIB

Kapolda Metro dan Pangdam Pimpin Apel Operasi Lilin Jaya

Operasi Lilin Jaya 2019 ini akan berlangsung selama 10 hari

Rep: Flori Sidebang/ Red: Esthi Maharani
Anggota Polri mengikuti apel Operasi Lilin
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Anggota Polri mengikuti apel Operasi Lilin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apel gelar Operasi Lilin Jaya 2019 terkait pengamanan Natal dan Tahun Baru 2020 dilaksanakan di Lapangan Promoter Ditlantas Polda Metro Jaya, Kamis (19/12). Operasi Lilin Jaya 2019 ini akan berlangsung selama 10 hari sejak tanggal 23 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020.

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono pun memimpin apel tersebut. Dalam sambutannya, Gatot membacakan amanah dari Kapolri Jenderal Idham Azis.

Gatot menyebut, total sebanyak 191.807 personel gabungan diterjunkan untuk mengamankan perayaan Natal dan pergantian Tahun Baru 2020. Ratusan ribu personel gabungan itu tersebar di seluruh Indonesia.

"Personel pengamanan gabungan yang terdiri atas 121.358 personel Polri, 17.190 personel TNI, serta 54.259 personel yang berasal dari instansi terkait, antara lain Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Pemadam Kebakaran," kata Gatot di lokasi, Kamis.

Gatot menjelaskan, tujuan operasi ini digelar agar memastikan perayaan Natal dan tahun baru 2020 terhindar dari gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. Gatot juga menegaskan, pihak kepolisian siap menjaga keamanan sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru berlangsung lancar.

Ia menuturkan, pengamanan itu akan terpusat di 61.308 titik di seluruh Indonesia. Jumlah itu terdiri dari objek wisata, tempat ibadah, stasiun kereta apa, bandara, pelabuhan, dan pusat keramaian lainnya.

Dalam kesempatan yang sama, Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono mengatakan, TNI siap membantu kepolisian dalam pengamanan Operasi Lilin Jaya 2019. Eko pun meminta personel TNI dapat turut terlibat dalam mengantisipasi situasi buruk sekecil apapun di Jakarta.

"Saya ingin sampaikan juga saat ini Jakarta menjadi barometer, apabila terjadi sesuatu di Jakarta maka negara terguncang. Oleh itu peristiwa apapun tidak boleh terjadi untuk menjaga stabilitas keamanan, oleh karena itu kita harus bahu membahu, kita bisa deteksi dini," papar Eko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement