REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rizky Suryarandika, wartawan Republika, dipukuli orang tak dikenal di bus Transjakarta, Rabu (17/12). Akibatnya, hidung dan pelipis Rizky sobek. Sayangnya pelaku berhasil kabur lantaran dibiarkan pergi oleh petugas bus Transjakarta.
Pemukulan itu bermula ketika Rizky menaiki bus Transjakarta rute 6C di halte seberang Kota Kasablanka untuk menuju Stasiun Tebet pada pukul 15.10 WIB. Ia pun langsung duduk di bangku kosong yang berada tepat di sebelah pelaku.
Namun, pelaku yang memiliki tubuh lebih besar dari korban berusaha mendorong korban agar beranjak. Rizky menolak.
"Tiap penumpang Transjakarta berhak duduk di bangku mana saja yang kosong. Sedangkan pelaku malah berusaha menduduki dua bangku sekaligus," kata Rizky.
Sekitar 15 menit kemudian, ujar Rizky, pelaku hendak turun di halte Patra Kuningan. Ketika pelaku berdiri dari bangku, ternyata ia melayangkan sikutnya ke wajah Rizky.
Diperlakukan demikian, Rizky pun kesal dan memarahi pelaku. Namun, pelaku malah mendorong korban hingga jatuh ke bagian kursi khusus wanita.
Rizky makin geram dan terus memarahi pelaku. Tanpa disangka, pelaku justru memukul wajah korban. Aksi brutal pelaku berhasil dihentikan oleh petugas yang ada di dalam bus.
Dalam kondisi terluka dan shock, Rizky memilih mengabaikan pelaku. Penumpang lain juga memilih diam ketika insiden itu terjadi. Pelaku pun berhasil meninggalkan bus karena tak dicegat oleh petugas.
"Saya sangat menyayangkan pihak Transjakarta yang tidak menangkap pelaku. Malah dibiarkan lolos," ujar Rizky.
Akibat kejadian itu, sebagian hidung Rizky robek dan pelipis mata kirinya terluka hingga sempat sulit melihat dengan jelas. Ia juga mengaku masih shock.
Berdasarkan keterangan Risky, pelaku bertumbuh gempal itu berusia sekitar 30-40 tahun. Berwajah bulat dan kulit sawo matang. Ketika kejadian, pelaku mengenakan celana jin dan baju warna abu-abu.
"Pelaku cengengesan. Apa copet kali, sepanjang perjalanan dia selalu ketawa-ketawa," kata Rizky.
Hingga kini, korban tengah memproses kasus pemukulan bersama petugas Transjakarta ke Polres Jakarta Selatan. Korban berharap kasus ini ditindaklanjuti karena insiden pemukulan di transportasi publik sangat disayangkan terjadi. "Apalagi tanpa sebab yang jelas," kata Rizky.