REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta masyarakat mewaspadai risiko terjadinya bencana selama musim penghujan. Oleh karena itu Doni pun meminta masyarakat menjauhi daerah-daerah yang rawan bencana.
"Terutama masyarakat-masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang dialiri oleh aliran sungai. Demikian juga yang berada dekat dengan bukit-bukit yang berisiko mengakibatkan longsor," ujarnya saat konferensi pers di Graha BNPB, di Jakarta Timur, Selasa (17/12) sore.
Selain itu ia meminta masyarakat supaya memangkas ranting-ranting pohon sehingga bebannya tidak terlalu berat ketika ditiup angin. Ia menambahkan, kalau ranting pohon dikurangi dan ketika ada angin kencang maka si pohon tidak tumbang.
Selain itu ia meminta masyarakat meningkatkan upaya pengecekan dan pemeriksaan seluruh anak-anak sungai dengan cara susur sungai. Ia menyebutkan berbagai macam komponen termasuk relawan dan pegiat lingkungan bisa ikut dilibatkan dalam menyusuri sungai.
Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengecek apakah aliran air menuju ke hulu terhambat atau tidak. Kalau terhambat kenapa sebabnya, misalnya karena pohon-pohon yang tumbang beberapa tahun sebelumnya sehingga menutupi aliran air.
"Padahal kalau ada penghambat tutupan ini membuat sungai menjadi bendungan kecil. Lantas karena curah hujan tinggi akhirnya bebannya tidak kuat sehingga jebol dan terjadi banjir bandang," ujarnya.
Berbeda dengan banjir biasa, ia menyebutkan banjir bandang biasanya membawa bebatuan. Karena itu, ia menyebutkan banjir ini sangat mematikan dibandingkan banjir biasa karena menimbulkan korban jiwa.
"Makanya biasanya banjir bandang disebut juga tsunami kecil," katanya.