Selasa 17 Dec 2019 05:38 WIB

Ahli Reptil: Musim Hujan adalah Saat Ular Bereproduksi

Ular menyimpan telur di sarangnya di ttempat lembab seperti tumpukan sampah.

Rep: Imas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolanda
Warga menangkap ular sendok jawa atau kobra jawa (Naja sputatrix) di Perum Tata Lestari, Kecamatan Singaparna, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/12/2019).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga menangkap ular sendok jawa atau kobra jawa (Naja sputatrix) di Perum Tata Lestari, Kecamatan Singaparna, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (16/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli reptil dari ITB Ganjar Cahyadi, yang juga merupakan Kurator Museum Zoologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB menanggapi maraknya ular kobra di berbagai daerah di Pulau Jawa. Menurut Ganjar, musim penghujan merupakan masa di mana ular bereproduksi. 

“Ular memiliki fase reproduksi, sekarang musim hujan di mana termasuk musim ular menetas. Perilaku kobra itu biasanya menyimpan telur di sarangnya, biasanya sarang bekas tikus, atau ditempat-tempat lembab, tumpukan sampah, dan dia simpan telurnya lalu ketika awal musim hujan akan menetas,” kata Ganjar, dalam keterangannya, Senin (16/12). 

Baca Juga

Ia menambahkan, jika banyak ular ditemukan di suatu lokasi, kemungkinan tempat tersebut merupakan habitatnya. Selain itu, bisa juga area kemunculan ular tersebut merupakan tempat hewan berbisa tersebut mencari makan.

Ganjar menuturkan, salah satu makanan bagi ular adalah tikus. Hewan pengerat tersebut biasanya banyak ditemukan di rumah-rumah. 

“Kobra itu tipikal ular yang melepas anak-anaknya. Dia tidak menjaga anak-anaknya, karena anak kobra ketika menetas sudah memiliki taring dan kelenjar bisa, jadi sudah bisa mencari makan sendiri," ujar dia.

Terkait ular, sangat diperlukan untuk mengetahui jenis dan perilakunya agar masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi yang tepat. Ganjar menyampaikan, ular yang berbisa dapat dikelompokkan pada dua famili yaitu Elapidae dan Viperidae. 

Ular yang termasuk Elapidae contohnya adalah ular kobra, ular belang (bungarus), dan ular cabai (Calliophis intestinalis). Sementara untuk kelompok viperidae, cirinya adalah bagian kepala berbentuk seperti segitiga. Kalau di daun warnanya hijau dan jika di tanah warnanya kecoklatan.

“Ular berbisa memiliki taring yang mengeluarkan bisa. Selain itu dari perilakunya juga dapat terlihat kalau ular berbisa lebih santai dalam bergerak, tapi kalau didekati akan melakukan upaya perlindungan diri atau menyerang. Sementara ular tidak berbisa, tidak memiliki taring dan bila didekati akan kabur,” kata dia.

Ciri lain dari ular berbisa dapat dilihat dari warna atau coraknya. Ular berbisa lebih mencolok warnanya, seperti ular cabai yang mempunyai garis warna merah di tubuhnya, kemudian ular bungarus memiliki warga hitam putih. 

“Namun khusus untuk ular kobra, yang mencolok adalah karena warnanya hitam legam. Perilaku ular kobra, kalau terancam akan menaikkan tubuhnya dan mengembangkan rusuknya. Bahkan dapat menyemburkan bisanya ke arah mata,” kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement