Senin 16 Dec 2019 12:25 WIB

Akankah Listyo Sigit Mampu Mengungkap Kasus Novel?

Irjen Polisi Listyo Sigit Prabowo hari ini resmi dilantik menjabat Kabareskrim.

Kapolri Jenderal Pol Idham Azis (kiri) melakukan salam komando dengan Kabareskrim Polri Inspektur Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) usai saat serah terima jabatan Kabareskrim di Mabes Polri Jakarta, Senin (16/12/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Kapolri Jenderal Pol Idham Azis (kiri) melakukan salam komando dengan Kabareskrim Polri Inspektur Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) usai saat serah terima jabatan Kabareskrim di Mabes Polri Jakarta, Senin (16/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Antara

Mantan Kadiv Propam Polri Inspektur Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo resmi menjabat Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri setelah dilantik oleh Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis, di Aula Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (16/12). Listyo Sigit mengakui, kasus penyerangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikannya.

Baca Juga

"Ada beberapa tugas yang harus dilaksanakan, terkait tantangan yang harus dihadapi. Dan tentunya menyelesaikan PR (pekerjaan rumah) kami saat ini, kemajuan dari Tim Teknis terkait masalah Novel Baswedan," kata Listyo Sigit, Senin.

Listyo Sigit mengatakan, dirinya segera melakukan konsolidasi dengan tim teknis untuk melakukan pengungkapan terkait kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. Listyo menyebut, konsolidasi itu akan ia lakukan secepatnya.

"Dari tim teknis terkait dengan masalah Novel Baswedan, tentunya akan segera kita konsolidasikan," kata Listyo.

Listyo menegaskan, konsolidasi bersama seluruh tim teknis tersebut bertujuan untuk segera mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. "Setelah ini saya akan segera konsolidasikan seluruh tim teknis dan stafnya. Doakan secepatnya," imbuh dia.

Listyo Sigit adalah anggota polisi kelahiran Ambon, Maluku, 5 Mei 1969. Selama kariernya, ia menduduki jabatan penting, salah satunya menjadi ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua tahun, yakni 2014-2016.

Lulusan Akademi Polisi 1991 ini kariernya saat menjadi perwira menengah memang banyak bertugas di Provinsi Jawa Tengah. Diawali pada 2009 yang diangkat menjadi Kepala Kepolisian Resor Pati (2009) dan tahun selanjutnya dimutasi menjadi Kepala Kepolisian Resor Sukoharjo (2010).

Masih pada tahun yang sama, ia kembali dimutasi menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang dan pada 2011 bertugas menjadi Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta (2011). Saat bertugas di Surakarta inilah, Jokowi masih menjadi Wali Kota Surakarta.

Pada 2012, Jokowi yang diusung oleh PDI Perjuangan maju sebagai Gubernur DKI Jakarta dan menang dalam Pilkada tersebut, Listyo Sigit juga ikut pindah ke Ibu Kota Negara dengan menjabat Kasubdit II Dittipidum Bareskrim Polri. Pada 2013 ditugaskan menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara, namun pada 2014 setelah Jokowi menjadi Presiden, Listyo Sigit kembali ke Jakarta untuk mengemban tugas menjadi ajudannya pada 20 Oktober 2014 hingga 5 Oktober 2016.

Selanjutnya promosi jabatan sebagai Kapolda Banten dan menyandang pangkat bintang satu (Brigadir Jenderal Polisi). Listyo Sigit ini memimpin Polda Banten selama 2 tahun, yakni 5 Oktober 2016–13 Agustus 2018.

Selepas menjabat Kapolda Banten, Listyo Sigit menjadi salah satu anggota yang mendapatkan promosi jabatan di lingkungan Polri untuk menjadi Kadiv Propam menggantikan Inspektur Jenderal Polisi Martuani Sormin, yang ditugaskan sebagai Kapolda Papua. Jabatan ini diemban sejak 13 Agustus 2018 hingga 6 Desember 2019 dan kini, Inspektur Jenderal Polisi Listyo Sigit dipercaya menjadi Kabareskrim yang baru menggantikan Idham Azis yang menjadi Kapolri.

Pengangkatan Sigit sebagai Kabareskrim Polri sudah diprediksi sejak lama. Sebelumnya ada tiga sosok yang diperkirakan akan menduduki jabatan Kabareskrim. Dari tiga sosok itu, Listyo Sigit adalah salah satunya. Terbukti rumor tersebut benar dan Sigit-lah yang terpilih menjadi Kabareskrim.

[video] LPSK: Novel Baswedan tidak Bisa Dituntut Balik

Terkait penanganan kasus Novel, Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (WP KPK) Yudi Purnomo Harahap berharap Listyo Sigit dapat mengungkap kasus tersebut. Menurutnya, kasus penyerangan terhadap Novel merupakan salah satu kasus yang menjadi perhatian publik dan harus segera diselesaikan.

"Kami mempunyai harapan yang besar bahwa Bang Sigit selaku Kabareskrim baru itu bisa mengungkapkan kasus Bang Novel karena sampai hari ini Desember pekan pertama sesuai janji Pak Jokowi bahwa kasus Bang Novel akan selesai, namun sampai hari ini kasusnya tidak selesai juga," kata Yudi di gedung KPK, Jakarta, Jumat, pekan lalu.

Lebih lanjut, Yudi juga mengharapkan Presiden memberikan waktu yang sangat ketat Kabareskrim yang baru untuk mengungkap kasus Novel tersebut. Jangan sampai, tutup tahun ini, kasus Novel juga belum terungkap, setidaknya siapa pelaku lapangan penyerangan.

"Jangan sampai nantinya sampai tutup tahun kasus Novel tidak terselesaikan. Oleh karena itu, sekali lagi kami harapkan bahwa Kabareskrim baru, yaitu Bapak Listyo Sigit Prabowo itu mampu mengungkapkan kasus Novel dan menangkap pelaku serta aktor-aktor di belakangnya," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi sendiri mengungkapkan keyakinannya bahwa kasus Novel akan dapat diselesaikan. Jokowi telah memanggil Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis pada Senin (9/12) untuk mengetahui perkembangan penyelidikan kasus tersebut.

Presiden tampaknya sudah habis kesabaran terkait lambannya pengusutan kasus penyerangan terhadap Novel. Ia pun menginstruksikan Kapolri agar segera mengumumkan hasil penyelidikan terkini kasus itu dalam waktu selekasnya.

"Saya bilang secepatnya segera diumumkan siapa (pelakunya)," kata Jokowi di Jakarta, Selasa (10/12).

"Saya juga ingin mendapat sebuah ketegasan ada progres atau tidak. Dijawab ada temuan baru yang sudah menuju pada kesimpulan. Oleh sebab itu, saya enggak ngasih waktu lagi," katanya menegaskan.

Seperti diketahui, Novel menjadi korban penyiraman air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 di kawasan tempat tinggalnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Akibat serangan tersebut, mata kiri Novel rusak permanen. Sudah dua tahun polisi tak mampu mengungkap siapa dalang, pelaku, dan motif penyerangan itu.

photo
Jejak Listyo Sigit

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement