Sabtu 14 Dec 2019 13:00 WIB

Perbaikan Pasar Sukun Kota Malang Molor

Pemkot Malang ragu perbaikannya dapat selesai pada 25 Desember 2019.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Andi Nur Aminah
Malang ragu perbaikannya dapat selesai pada 25 Desember 2019.
Foto: Wilda Fizriyani/Republika
Malang ragu perbaikannya dapat selesai pada 25 Desember 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Proses revitalisasi Pasar Sukun, Kota Malang diprediksi akan melewati batas target. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang ragu perbaikannya dapat selesai pada 25 Desember 2019.

"Dan yang kami sedikit khawatir itu memang Sukun. Sukun kemarin kan terkendala mungkin telah saya sampaikan ya? Yang awal-awal kan sudah pabrikan semua, tinggal masang besi-besi panjang. Itu dua minggu sempat enggak bisa kerja, jadi gagal dan gagal lagi," kata Kepala Dinas Perdagangan (Kadisdag) Kota Malang, Wahyu Setianto saat ditemui wartawan di Balai Kota Malang.

Baca Juga

Wahyu mengaku mendapatkan alasan aneh yang menyebabkan revitalisasi Pasar Sukun mengalami banyak kendala. Faktornya berkaitan dengan masalah mistis yang dipercaya para pedagang. Para pemborong diminta untuk melakukan "selamatan" agar pemasangan alat-alat dapat berjalan lancar.

"Kalau saya sebenarnya sih antara tidak percaya dan percaya. Ternyata memang kata pedagangnya gitu. Kata pedagang, itu mestinya selamatan dulu dan akhirnya enggak tahu jadi baru bisa dipasang sekarang," jelas Wahyu dengan mimik keheranan.

Wahyu menilai, keterlambatan penyelesaian revitalisasi pasar yang dianggarkan Rp 4,9 miliar ini akan berdampak pada sanksi. Hal ini sesuai dengan klausul yang telah ditetapkan sebelumnya. Denda harus dibayar pemborong dengan hitungan per hari per mil. "Dan itu harus ada bank garansinya. Jadi jangan sampai ada pencairan, tapi itu belum selesai," ucap Wahyu.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, perbaikan Pasar Sukun sudah dalam tahap pembangunan fondasi. Beberapa kerangka dan tiang besi juga telah ditancapkan. Sementara para pedagang telah dipindahkan ke lapak kecil di depan pasar.

Pedagang sayur, Siti Jamilah telah pindah ke lapak sementara sejak empat bulan lalu. Tidak ada dampak khusus yang diterimanya akibat pemindahan tersebut. Pendapatan dalam berjualan sayuran dan bahan dapur tak mengalami perubahan sama sekali.

Jamilah sendiri tidak mengetahui pasti jadwal proses revitalisasi pasar akan selesai. "Karena bagian atas saja belum selesai, bawah juga belum. Saya enggak tahu selesainya kapan. Saya juga enggak masalah mau kapan selesainya," ujar perempuan yang telah berdagang sejak 1997 ini.

Berbeda dengan Jamila, Pedagang Rokiah berharap proses revitalisasi pasar dapat segera selesai. Menurutnya, target penyelesaian pembangunan pada Januari agak tidak memungkinkan. Pasalnya, masih banyak bagian pasar yang belum diperbaiki seutuhnya.

Rokiah merasa lapak yang digunakannya saat ini kurang memberikan kenyamanan. Ruangannya untuk berdagang bahan-bahan dapur sangat sempit, yakni sekitar 1,5 x 1 meter. "Dulu saya dapat dua ruang, sekarang satu saja di sini," ungkap perempuan asli Tulungagung ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement