Jumat 13 Dec 2019 21:51 WIB

Empat Anak Badak Jawa Lahir di Taman Nasional Ujung Kulon

Diperkirakan anak badak masih berumur 1-2 bulan yang lahir sepanjang September 2019.

Badak (ilustrasi). Hasil pantauan video memperlihatkan kelahiran empat ekor anak badak Jawa (Javan rhinoceros) di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.
Foto: ANTARA
Badak (ilustrasi). Hasil pantauan video memperlihatkan kelahiran empat ekor anak badak Jawa (Javan rhinoceros) di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil pantauan video memperlihatkan kelahiran empat ekor anak badak Jawa (Javan rhinoceros) di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten.  Ini menjadi bukti keamanan kawasan konservasi tersebut.

"Badaknya dapat dipantau melalui video trap yang dapat mengidentifikasi empat anak badak," ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno ketika dihubungi di Jakarta pada Jumat (13/12).

Baca Juga

Ia menjelaskan keempat anak badak itu lahir dari induk yang bernama Mantili, Srikandi, Suci, dan Tiara. Diperkirakan anak badak masih berumur 1-2 bulan yang lahir sepanjang September 2019. Kelahiran empat anak badak Jawa itu membuat total populasi spesies terancam punah tersebut menjadi 72 ekor dengan pembagian 38 badak jantan, 33 betina, dan satu yang belum teridentifikasi jenis kelaminnya.

Pemerintah melalukan pengawasan itu dengan melibatkan masyarakat di sekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang tergabung dalam Rhino Monitoring Unit.

"Itu merupakan kabar yang menggembirakan dan kita pun ingin mengimbau kepada masyarakat untuk membantu menyelamatkan satwa liar dan dilindungi karena merupakan aset nasional," ujar Wiratno.

Badak Jawa merupakan badak bercula satu dan merupakan satu dari lima jenis badak yang masih bertahan meski statusnya masuk dalam jenis yang terancam punah.

Menurut lembaga Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources/IUCN), badak jawa masuk dalam daftar sebagai critically endangered atau kritis karena populasinya yang tersisa sedikit, salah satunya disebabkan oleh perburuan liar.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement