Jumat 13 Dec 2019 19:58 WIB

Pembangunan RSUD Kota Bogor Diperkirakan Molor

Progress pembangunan RSUD Bogor senilai Rp 89 miliar baru mencapai 74 persen

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiharto. Pemkot Bogor mengatakan Progress pembangunan RSUD Bogor senilai Rp 89 miliar baru mencapai 74 persen
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiharto. Pemkot Bogor mengatakan Progress pembangunan RSUD Bogor senilai Rp 89 miliar baru mencapai 74 persen

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pembangunan ruang rawat inap baru di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor di blok 3 diprediksi tak sesuai target. Padahal, penyelesaian pembangunan tersebut ditargetkan rampung pada 27 Desember 2019.

Direktur Utama RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir menjelaskan, masih ada deviasi dari target semula sekitar 9 persen. Ilham menjelaskan, progres pembangunan gedung dengan nilai proyek senilai Rp 89 miliar itu baru mencapai 74 persen.

Ilham mengakui kemungkinan keterlambatan pembangunan gedung baru cukup besar. Karena itu, dia mengatakan telah melayangkan surat peringatan kepada pengembangan, yakni PT Trisakti Utama.“Kita tetap coba yang terbaik, kita coba minta bantuan Inspektorat untuk melakukan audit,  termasuk dalam prosesnya kita juga koordinasi dengan TP4D (Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah),” ujar Ilham, Jumat (13/12).

Dalam surat peringatan tersebut, dia menjelaskan, pihaknya mengimbau kepada pihak pengembang untuk mempercepat proses pembangunan. Jika PT Trisakti Utama tidak dapat menyelesaikan pembangunan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan, dia mengatakan, pengembang akan dikenai denda Rp 81 juta perhari. Sebab, hal itu telah menjadi kesepakatan antara Pemkot Bogor dengan pengembang.

“Kalau 10 hari saja mungkin dendanya bisa sampai Rp 810 juta. Intinya pembangunan sudah dilakukan. Sejak saya dilantik dua bulan lalu, baru 40 persen, sekarang 24 jam dikejar, progresnya sekarang sudah 74 persen,”ucap Ilham.

Dia mengatakan, pekan depan, pihaknya akan kembali melayangkan surat peringatan agar pengembang segera menyelesaikan pengerjaan bangunan gedung tersebut. Dia meminta pengembang untuk menambah jumlah personel agar dapat menyelesaikan proyek lebih cepat.

“Progresnya bisa dilihat  besok, tiap lantai, atap, plafon semua harus dikerjakan. Sampai saat ini lift juga masih dalam proses pemasangan,” katanya.

Meskipun demikian, dia mengatakan, waktu yang diberikan kepada pengembang relatif singkat. Sebab, pembangunan gedung baru dimulai pada Juli 2019."Ya memang waktu enam bulan itu sangat minim, singkat banget," katanya.

Kedepannya, Ilham meminta, agar pengembang tetap mengutamakan keamanan gedung.  Dia menegaskan pihaknya akan terus mengawal proses pembangunan agar kualitas pembangunannya juga maksimal.

“saya minta jangan sampai  buru-buru, nanti kualitasnya jelek. Pokoknya harus benar-benar diperhatikan. Kemungkinan keterlambatannya memang cukup besar, tetapi tetap harus dihadapi,” kata Ilham.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan akan mencari tau duduk persoalan terkait keterlambatan tersebut. Bima menyatakan, pihaknya akan berupaya mendorong pembangunan tersebut agar segera terselesaikan.

"Terus dikejar. Kia lihat potensi keterlambatannya itu apa, potensi kecepatan waktu seperti apa," kata Bima.Bima menegasakan, penyelesaian proyek RSUD Kota Bogor sangat penting. Sebab, pembangunan tersebut sangat dinantikan masyarakat banyak.

"Kedepan akan kita percepat. Jadi kerja keras bersama-bersama. Insyallah," kata Bima.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Rubaeah mengatakan, bangunan baru RSUD Kota Bogor dibangun dengan anggaran APBD Provinsi Jawa Barat dan APBD Kota Bogor. Dari bantuan provinsi, Rubaeah merinci, sebesar Rp 31 milliar dan APBD Kota Bogor sebesar 72 miliar. Namun, saat dilakukan proses lelang proyek pembangunan, pemenang pagu tender senilai Rp 89 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement