Jumat 13 Dec 2019 20:05 WIB

Pengemudi Ojek Sepakati Titik Jemput Stasiun Purwokerto

Pengemudi online hanya boleh menjemput di radius 100 meter dari lokasi stasiun.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Stasiun Purwokerto
Stasiun Purwokerto

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Pengemudi ojek online dan konvensional menyepakati titik jemput di stasiun Purwokerto. Kesepakatan tersebut, tertuang dalam pakta integritas yang ditandatangani perwakilan kedua belah pihak di pendopo Setda Banyumas, Jumat (12/12).

Hadir dalam penandatanganan kesepakatan itu, Bupati Banyumas Achmad Husein, pimpinan DPRD Kabupaten Banyumas, anggota Forkopimda, dan para pejabat Pemkab lainnya.

Baca Juga

''Semoga dengan penandatanganan pakta integritas ini, tidak ada lagi konflik antara pengemudi online dan pengemudi konvensional di Banyumas,'' jelas Bupati Achmad Husein.

Konflik antar pengemudi online dan konvensional di Banyumas, sejauh ini memang masih kerap terjadi. Terutama di lingkungan stasiun Purwokerto.

Bahkan pada akhir bulan November 2019 lalu, seorang pengemudi online sempat menjadi sasaran kemarahan pengemudi konvensional yang lingkungan stasiun karena menjemput penumpang di dekat stasiun.

Dalam pakta integritas yang ditandatangani perwakilan kedua pihak, pengemudi online tetap tidak boleh menjemput terlalu dekat di lingkungan stasiun Purwokerto. Pengemudi online hanya boleh menjemput penumpang, di radius 100 meter dari lokasi stasiun.

Ketua Umum Driver Online Banyumas Raya Kompak (Dobrak) Arbi Rusmana, menyambut baik adanya kesepakatan tersebut. Dengan adanya kesepakatan tersebut, maka segalanya menjadi jelas. ''Kami dari kalangan pengemudi online juga tidak akan menjemput di radius kurang dari 100 meter,'' jelasnya.

Namun ketentuan itu tidak berlaku bagi penumpang pemesan ojek online yang berkebutuhan khusus. Antara lain seperti lansia, ibu hamil, sakit kronis dan penyandang disabilitas.

Selain itu Arbi mengatakan, untuk mengantar penumpang menuju stasiun,  pengemudi online tetap diizinkan mendekat ke stasiun. ''Kasihan penumpangnya, kalau mereka tidak diantar sampai dekat stasiun. Apalagi, kebanyakan penumpang KA sering dalam dalam kondisi terburu-buru karena mengejar jadwal keberangkatan KA,'' jelasnya.

Sementara Ketua Komunitas Paguyuban Stasiun (Kompast) Sugeng Priyatno, juga menyambut baik adanya kesepakatan ini. ''Kami akui, adanya teknologi online itu memang bagus. Tapi hal itu mematikan jalan rezeki anggota kami yang jadi sopir taksi, ojek motor dan becak yang gaptek (gagap teknologi),'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement