Jumat 13 Dec 2019 18:44 WIB

Pemkot: ODHA di Tasikmalaya Bertambah 100 Orang Tiap Tahun

ODHA di Tasikmalaya sebanyak 715 orang didominasi pasien laki-laki

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas mengeluarkan sampel darah di atas perangkat rapid test HIV/AIDS. ODHA di Tasikmalaya sebanyak 715 orang didominasi pasien laki-laki
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Petugas mengeluarkan sampel darah di atas perangkat rapid test HIV/AIDS. ODHA di Tasikmalaya sebanyak 715 orang didominasi pasien laki-laki

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat, hingga saat ini terdapat sekitar 800 orang dengan HIV/Aids (ODHA) di wilayahnya. Sementara itu, bedasarkan data Komisi Penanggulangan Aids (KPA), sejak 2015 penambahan ODHA baru di Kota Tasikmalaya tak kurang dari 100 orang per tahun.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih mengatakan, jumlah ODHA di wilayahnya dari 2011-2019 terdapat 715 orang. Namun, sampai November 2019 terdapat pasien yang baru terdeteksi, yaitu 105 orang.

Baca Juga

"Umumnya mereka datang dari berbagai kalangan," kata dia, Jumat (13/12).

Ia mengatakan, penderita didominasi oleh kaum laki-laki. Menurut dia, penyebab utama penularan HIV/Aids tak lain adalah pergaulan bebas dan penggunaan jarum suntik.

Suryaningsih menambahkan, penderita HIV/Aids umumnya tak bisa disembuhkan secara total. Pasalnya, hingga saat ini belum ditemukan obat yang bisa menghilangkan virus tersebut.

Kendati demikian, Dinas Kesehatan berupaya untuk mengobati pasien, setidaknya agar daya tahan tubuhnya tetap berfungsi normal. Hal itu dikarenakan virus HIV/Aids pada dasarnya menyerang daya tahan tubuh, sehingga pasien berpotensi mudah terserang penyakit.

"Kita berupaya memberi obat yang bisa diminum secara kontiniu, agar dia bisa terus beraktivitas. Asal dia tidak melakukan aktivitas itu (yang menularkan HIV/Aids) kembali dan melakukan pola hidup sehat, insya Allah bisa bertahan," kata dia.

Ia mencontohkan, ada pasien yang telah divonis positif HIV/Aids sejak bayi, tapi masih bisa bertahan dan beraktivitas dengan normal hingga saat ini. Saat ini, anak tersebut telah berusia 13 tahun.

Karena itu, ia mengimbau para penderita HIV/Aids untuk terbuka, baik kepada keluarga dan lingkungannya. Dengan begitu, mereka bisa mendapatkan pengobatan secara kontiniu.

Di sisi lain, keluarga dan lingkungan juha harus menghindari stigma negatif kepada penderita ODHA. Menurut Suryaningsih, dukungan dari lingkungan dan keluarga sangat penting bagi para penderita.

Pengelola Monitoring, Evaluasi, dan Logistik, KPA Kota Tasikmalaya, Dendi Carniadi mengatakan, sejak 2015 pihaknya selalu mendapati lebih dari 100 kasus baru di Kota Tasikmalaya. Angka itu menunjukkan bahwa pencegahan belum berjalan maksimal.

Ia menyebutkan, tren penularan virus HIV/Aids di Kota Tasikmalaya mengalami perubaahan dari waktu ke waktu. Pada periode 2004-2010, tren penularan HIV/Aids paling tinggi berasal dari jarum suntik. Namun, dengan digalakkannya program pencegahan penggunaan narkotika, angka penularan HIV/Aids dari jarum suntik bisa ditekan.

Namun, sejak 2010 hingga 2015, banyak ditemukan penularan HIV/Aids dari seks bebas dari pasangan heteroseksual. Sementara sejak 2016 hingga kini, banyak kasus HIV/Aids disebabkan dari hubungan seksual dari lelaki penyuka sesama jenis. Menurut dia, rata-rata penderita adalah mereka yang masih berusia produktif, dari 20-39 tahun.

"Butuh peran serta dari berbagai pihak untuk mengatasi kasus ini," kata dia.

Dendi menyatakan, peran keluarga merupakan yang paling penting agar penderita bisa berobat setelah mengetahui dirinya positif HIV. Pasalnya, saat ini berbagai layanan pengobatan HIV/Aids telah tersedia di banyak puskesmas atau rumah sakit.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya juga berperan untuk terus melakukan sosialisasi pencegahan penularan HIV/Aids. "Pencegahan kita juga terus lakukan sosialisasi ke masyarakat dan remaja, sekolah, kampus. Kita terus upaya peran masyarakat bisa berjalan. Pemerintah juga mesti mendorong," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement