REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, mendatangi bekas kantornya di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (13/12). Ia datang dengan mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam dan langsung menuju ke Masjid Kemenko Polhukam.
Pria yang sebelum masa jabatannya berakhir menjadi korban terorisme itu tiba sebelum waktu sholat Jumat dilaksanakan. Saat ditanya wartawan ketika berjalan menuju Masjid Kemenko Polhukam, ia enggan berbicara banyak.
Termasuk soal isu terpilihnya dia sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
"Saya sholat dulu. Kita belum tahu (terpilih jadi Watimpres atau tidak)," ungkap mantan Panglima ABRI itu.
Wiranto, saat pisah sambut, meminta jajaran staf Kemenko Polhukam untuk membantu kerja penggantinya, Mahfud MD, ke depan. Ia mengaku akan merindukan mantan stafnya di Kemenko Polhukam.
“Saudara harus percaya, ini tugas saudara. Bantulah Pak Mahfud dengan sepenuh hati dengan keikhlasan dan kerja sama yang baik,” ujar Wiranto pada kegiatan Serah Terima Jabatan di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (23/10).
Selain pesan tersebut, Wiranto juga meminta kepada para pegawai Kemenkopolhukam untuk tak mengusirnya jika suatu hari ia bertamu. Wiranto mengaku akan rindu dengan mereka meski mulai hari ini sudah berada di luar struktur kementerian.
“Saya masih merasa keluarga besar Kemenko Polhukam. Setiap saat kalau datang ke mari jangan diusir. Saya datang ke mari mungkin kangen sama teman-teman sekalian,” ujar Wiranto.
Wiranto juga mengatakan, mungkin ke depan iaakan mengajak mantan stafnya di Kemenkopolhukam untuk kongkow-kongkow bersama Mahfud. Ia juga bersedia membantu jika Mahfud memerlukan bantuannya di Kemenko Polhukam.
“Saya akan tetap mendampingi beliau nanti kalau dibutuhkan. Saya menjelaskan hal yang mungkin belum jelas dalam buku serah terima,” tuturnya.