Jumat 13 Dec 2019 05:00 WIB

Sekolah Siaga Kependudukan Mulai Dirintis di Sukabumi

Sekolah siaga kependudkan dalam rangka menjawab bonus demografi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Sekolah di Kota Sukabumi mulai menerapkan Sekolah Siaga Kependudukan. Hal ini ditandai dengan kegiatan launching dan sosialisasi sekolah siaga kependudukan (SSK) tingkat Kota Sukabumi di SMA Negeri 2 Kota Sukabumi, Kamis (12/12). 

‘’ Upaya ini untuk menekankan pentingnya pengetahuan kependudukan dalam menghadapi bonus demografi yang diprediksi terjadi pada 2030 nanti,’’ ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
 
Ia menerangkan pada 2030 nanti usia produktif 15 hingga 64 tahun lebih banyak dibandingkan usia non produktif. Meskipun masih lama ujar Fahmi, akan tetapi kalau tidak diantisipasi sekarang akan berdampak pada masalah sosial, ekonomi kemasyarakatan yang luar biasa. Sekolah siaga kependudkan dalam rangka mengantisipasi karena tantangan ke depan jauh lebih rumit dibandingkan saat ini.
 
Bonus demografi lanjut Fahmi, bukan hanya mengenai jumlah usia produktif naik tapi berkaitan masalah pekerjaan. Bila kesediaan lapangan kerja lebih sedikit dibanding jumlah penduduk akan jadi masalah dan berdampak pada kesejahteraan.
 
Misalnya kalau orang banyak tidak bekerja dan tidak sejahtera mengarah pada kriminalitas ini harus diantisipasi. Terlebih di era revolusi industri 4.0, beberapa ke tahun ke depan pelayanan publik di pemerintah tidak menggunakan manusia karena robotic governmnet sehingga luar biasa tantangan ke depan.
 
Dalam rangka menghadapi hal itu lanjut Fahmi, lahir SSK agar diintegrasikan pembelajarannya di sekolah. Intinya bukan hanya akademik tapi yang berhubungan dengan kependudukan dan keluarga termasuk kapan menikah harus disosialisasikan.
 
Menurut Fahmi, ada tagline dalam konteks SSK. Pertama saya sadar atau i aware terkait mengenai lerkembangan jumlah penduduk dunia termasuk Sukabumi. Luas kota 48,02 km dengan jumlah penduduk 323 ribu penduduk sangat padat.
 
'' Kami berharap SSK membuat kita menjadi sadar dengan pertumbuhan penduduk,'' kata Fahmi. Di mana makin banyak penduduk berpengaruh pada permukiman dan terkait sanitasi yang harus disiapkan
 
Kedua I care atau saya peduli, meningkatnya jumlah penduduk berdampak pada kesejahteraan kalau ingin keluarga atur usia pernikahan dan atur kelahiran. Terakhir ketiga i do atau apa yang saya lakukan yakni aksi nyata perubahan pola hidup rencanakan masa depan.
 
Pemkot ungkap Fahmi, berharap dengan pencanangan ini menyadarkan kepada warga dan pelajar pentingnya dampak kependudukan dan bisa disampaikan kepda yang lain pentingnya isu kependudukan. Sehingga bonus demografi bisa berdampak positif pada kemajuan bangsa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement