Jumat 13 Dec 2019 00:31 WIB

Jatim Manfaatkan Celah Akibat Perang Dagang Amerika vs China

Celah pasar sangat memungkinkan untuk dimasuki produk-produk dari Jatim.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Perang dagang AS dengan China dimanfaatkan oleh Provinsi Jawa Timur.
Foto: republika
Perang dagang AS dengan China dimanfaatkan oleh Provinsi Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur (Jatim), Drajat Irawan, mengungkapkan adanya celah pasar yang timbul akibat perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Celah pasar tersebut, kata dia, sangat memungkinkan untuk dimasuki produk-produk dari Jatim. Drajat mengaku, pihaknya terus melakukan upaya-upaya agar celah tersebut bisa diisi produk-produk dari Jatim.

"Artinya kita bisa mendorong komoditi yang biasa masuk ke China dari Amerika, bisa kita dorong dari Jawa Timur. Begitu pun sebaliknya. Upayanya kita segerakan inventarisir lagi," kata Drajat di Surabaya, Kamis (12/12) lalu.

Baca Juga

Drajat kemudian merinci celah-celah pasar yang dimaksud. Pasar Amerika contohnya komoditi yang bisa didorong adalah pakaian jadi. Selama ini, kata Drajat, sebagian besar pasar pakaian jadi Amerika disuplai dari China, yang jumlahnya mencapai 27,7 miliar dolar AS. Sementara yang disuplai pasar Indonesia baru 4,5 miliar dolar AS.

"Ini kan bisa kita dorong lagi. Pakaian jadi yang bisa masuk ke pasar Amerika yang selama ini disuplai besarnya dari Cina ini," ujar Drajat.

Drajat melanjutkan, selain pakaian jadi, celah pasar Amerika yang bisa dimanfaatkan Jatim adalah komoditi alas kaki. Sejauh ini, kata dia, untuk komoditi alas kaki, dari Indonosia ke Amerika baru masuk senilai 1,5 miliar dolar AS. Selain itu, komoditi yang menurutnya bisa didorong masuk pasar Amerika adalah furniture, karet, kayu, tas, mainan anak-anak, perhiasan, dan ikan.

Selain itu, Drajat juga mengungkapkan adanya celah di pasar China, yang sejauh ini banyak disuplai dari Amerika. Menurutnya, celah pasar yang paling potensial adalah impor ikan. Sejauh ini, Cinaengimpor ikan dari Amerika yang nilainya sebesar 1,1 miliar dolar AS. Sementara dari Indonesia baru sebesar 486 juta dolar AS.

"Ini juga bisa nih kita dorong agar ikan dari Jatim menggantikan suplai ikan ke Cina yang biasa masuk dari Amerika. Selain ikan juga ada produk kimia, besi baja, tembaga, batu bara, bubur kayu, plastik, bahan kimia organik, dan mesin-mesin," kata Drajat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement