REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial segera melakukan asesmen dan mendata para warga yang terdampak banjir di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
"Pak Mensos Saifullah Yusuf langsung memberikan arahan dan minta kami segera berkoordinasi dengan BNPB, Dinas Sosial, Tagana, TNI-Polri, BPBD, serta pihak kecamatan dan desa setempat, untuk melakukan pendataan di masing-masing lokasi terdampak," ujar Plt Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Masryani Mansyur di Jakarta, Minggu.
Ada sejumlah kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi, di antaranya kasur, selimut, kidsware, family kit, sandang, tenda serbaguna keluarga, makanan, dan air mineral.
Masryani mengatakan sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing.
Berdasarkan laporan dari lapangan, banjir saat ini masih menggenangi ruas jalan serta permukiman warga dengan ketinggian air yang bervariasi dari 40 hingga 200 sentimeter.
Masryani menambahkan di lokasi terdampak terus dilakukan pemantauan debit air dan pengaturan lalu lintas oleh Polres Ketapang di jalan yang terendam banjir.
"Kami mengimbau warga terdampak terutama yang berada di lokasi bantaran sungai agar selalu waspada dengan potensi cuaca ekstrem yang masih terjadi," katanya.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sejak Jumat (20/6) hingga Sabtu (21/6) menyebabkan banjir di permukiman warga dan beberapa ruas jalan dalam kota.
Akibatnya 12 desa dan 4.221 KK terdampak.
Lokasi yang terdampak yaitu Desa Petai Patah, Muara Jekak, Sandai Kiri, Istana, Randau, Penjawaan, Pendamar Indah, Merimbang Jaya, Randau Jungkal, Demit, Sandai, dan Desa Alam Pakuan.