REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta kalangan swasta turut berperan aktif dalam pencegahan paham kekerasan di Tanah Air. Selama ini, BNPT menilai, swasta sangat jarang disentuh terkait masalah radikal terorisme ini.
Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis berharap kalangan swasta lainnya juga melaksanakan kegiatan serupa. Sebab, radikalisme merupakan masalah bangsa yang juga membutuhkan peran swasta dalam pencegahannya.
"Intinya bagaimana kita memiliki semangat nasionalisme yang tinggi," kata Hendri usai memberikan materi wawasan kebangsaan dan pencegahan radikalisme dalam acara yang digelar salah satu perusahaan farmasi di Kawasan Industri Pulogadung Jakarta, Rabu (11/12), dalam siaran pers diterima di Jakarta, Rabu.
"Kemudian bagaimana cara kita menghadapi bahaya radikalisme dan terorisme agar jangan sampai kemudian masuk ke Indonesia apalagi sampai menyebar ke kalangan swasta," ujar Hendri.
Hendri juga menyampaikan agar para karyawan dan masyarakat pada umumnya tidak mudah terpengaruh berita yang tersebar di media sosial (Medsos). "Paling utama adalah ketika mendapatkan informasi di medsos tolong dikroscek dahulu atau saring sebelum sharing. Sehingga kita tidak ikut menyebarkan fitnah kalau ternyata itu adalah hoaks," katanya.