REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang, Banten, mencatat angka kekerasan seksual terhadap anak di Kota Serang mengalami peningkatan dibandingkan 2018. Kepala DP3AKB Kota Serang, Toyalis, mengatakan berdasarkan hasil laporan yang diterimanya, ada peningkatan sebanyak sembilan kasus dari tahun sebelumnya.
"Ada peningkatan angka kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan di kota Serang. Sebelumnya 34, sekarang di 2019 mencapai angka 43 kasus," kata Toyalis di Serang, Rabu (11/12).
Menurut Toyalis, dari jumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak yang diterima oleh pihaknya, mayoritas menyasar anak-anak yang belum memasuki jenjang pendidikan formal. "Korbannya anak sekolah, anak yang belum sekolah, dan rata-rata umurnya di bawah 18 tahun," katanya.
Ironisnya, para predator anak tersebut didominasi oleh orang terdekat korban mulai dari teman, keluarga hingga tetangga. "Pelakunya itu di dominasi oleh tetangga dan keluarga terdekat," ujar Toyalis.
Untuk menanggulangi itu pihaknya sudah membuat beberapa program baik pencegahan maupun pemberian informasi pelaporan ketika terjadi kasus tersebut.
"Kita membentuk Pusat pembelajaran keluarga (Puspaga) dan kita lakukan keliling ke setiap kelurahan untuk memberikan informasi ketika ada kejadian seperti itu. Masyarakat jangan takut untuk melapor. Kita juga bikin lima pokmas (kelompok masyarakat) tentang pencegahan kekerasan seksual terhadap anak," katanya.