Rabu 11 Dec 2019 16:00 WIB

Dialog Romi dan Khofifah di Sidang Tipikor

Romi singgung peranannya sebagai ketua timses Khofifah.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kanan) bersiap untuk menjadi saksi sidang kasus suap jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama dengan terdakwa Muhammad Romahurmuziy di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kanan) bersiap untuk menjadi saksi sidang kasus suap jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama dengan terdakwa Muhammad Romahurmuziy di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (11/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Romi mengungkit perannya sebagai ketua tim sukses bagi Khofifah Indar Parawansa dalam pemilihan gubernur Jawa Timur 2008. Romi pun menanyakan peranannya itu langsung ke Khofifah.

"Apa mbak Khofifah 2008 ingat diusung jadi calon gubernur?" tanya Rommy kepada Khofifah di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu. "Betul," jawab Khofifah.

Baca Juga

Khofifah menjadi saksi untuk terdakwa mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Romi yang didakwa menerima suap bersama-sama dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebesar Rp325 juta dari Kepala Kantor Kemenag Provinsi Jawa Timur Haris Hasanuddin dan Rp91,4 juta dari Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muhammad Muafaq Wirahadi terkait pengangkatan keduanya dalam jabatan masing-masing.

"Partai pengusungnya siapa?" tanya Romi.

"Meski ini pertanyaan out of conteks', saya ikut kontestasi pilgub 2008 salah satunya diusung oleh PPP," jawab Khofifah.

Saat pilgub 2008, Khofifah yang berpasangan dengan Mudjiono berkompetisi dengan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf. Pilgub Jatim 2008 berlangsung dalam tempo relatif panjang yaitu hingga tiga kali putaran mulai Juli 2008 dan baru pada Februari 2009, pasangan terpilih Soekarwo-Saifullah Yusuf dilantik.

"Masih ingat timsesnya siapa?" tanya Romi.

"Saya sudah tidak ingat," jawab Khofifah.

"Mbak Khofifah tidak ingat saya ketua timsesnya?" tanya Rommy.

"Mas Romi sangat intens karena bersamaan dengan Kiai Hasyim Muzadi almarhum, beliau minta mas Romi yang membantu dari unsur PPP, ada unsur masing-masing tim untuk membantu," jawab Khofifah.

Romi selanjutnya meloncat ke pilgub Jatim 2018 termasuk pada momen Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) pada Oktober 2018 di pondok pesantren Amanatul Ummah di bawah asuhan Kiai Asep Saifuddin Chalim.

"Pada saat deklarasi JKSN di ponpes Kiai Asep, apakah ingat pada saat itu saya mengonfirmasi penyampaian Pak Roziqi beliau menitipkan Pak Haris dan saya konfirmasi ke Mbak Khofifah 'Mbak apa sudah seizin panjanengan karena meminjam nama panjanengan'?" tanya Romi.

"Tidak, karena saya belum kenal Pak Haris pada awal Oktober itu dan saya tidak tahu ada Plt kakanwil Kemenag di Jatim," jawab Khofifah.

Roziqi adalah mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur yang juga ketua timses Khofifah dalam pemilihan gubernur Jatim 2018 sekaligus mertua Haris.

"Lalu saat mbak Khofifah mengirim whatsapp ke saya dan dalam WA tersebut disebut Kiai Asep minta menyampaikan ke saya mengenai Hari, kenapa begitu langsung merespon Kiai Asep?" tanya Rommy.

"Kebetulan selang beberapa menit ketika Kiai Asep menelpon saya ternyata mas Romi ber-WA," jawab Khofifah.

Telepon Kiai Asep adalah meminta Khofifah bertanya ke Romi terkait pengangkatan Haris Hasanuddin untuk menjadi kakanwil definitif Jatim dengan menyampaikan, "Ada proses yang tidak selesai terkait pemilihan kader di Jatim, kenapa tidak segera dilantik padahal sudah selesai".

"Apakah ada peran kiai Asep dalam proses pilgub?" tanya Romi.

"Saya tidak bisa menghitungnya," jawab Khofifah.

"Tapi ada?" cecar Rommy.

"Ada, semua berperan," jawab Khofifah.

Haris sendiri dijatuhi vonis 2 tahun penjara karena terbukti menyuap Romahurmizy dan Lukman Hakim Saifuddin sebesar Rp325 juta terkait jabatan sebagai Kakanwil Kemenag Jatim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement